Posts from the ‘Tugas-tugas Kuli’ah’ Category

Tugas Ekonomi Teknik (softskill)


BAB 4

 A.    ANALISIS INCREMENTAL

Analisis incremental biasanya dinyatakan juga sebagai biaya diferensial, biaya marjinal, atau biaya relevan. Analisis incremental ini fleksibel, dimana data dapat dihitung dan disajikan untuk alternative keputusan berdasarkan periode, seperti hari, minggu, bulan atau tahun. Analisis incremental digunakan dalam pengambilan keputusan ketika jumlah dari alternatif keputusan dan keadaan alam  sangat besar. Penggunaan tabel payoff atau pohon keputusan mungkin terlalu rumit untuk digunakan, sehingga dalam pengambilan keputusan dilakukan pendekatan yang telah disederhanakan. Pendekatan ini membantu pemimpin perusahaan untuk melakukan sejumlah keputusan yang tepat dalam waktu yang relatif singkat. Analisis ini dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti bidang pemasaran atau bidang produksi. Analisis incremental adalah cara pengambilan keputusan di mana biaya operasional atau pendapatan dari satu alternatif dibandingkan dengan alternatif lain. Alternatif keputusan terbaik adalah biaya operasional terkecil atau pendapatan yang terbesar. Analisis incremental dapat digunakan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif keputusan, seperti:

  • Menyimpan atau mengganti barang tertentu
  • Membuat atau membeli sejumlah barang tertentu
  • Menjual sekarang atau memproses barang lebih lanjut
  • Menyewa ruangan lain atau melanjutkan kegiatan
  • Melanjutkan atau menghentikan produksi
  • Menerima atau menolak penawaran khusus
  • Perubahan jangka waktu kredit
  • Membuka tempat baru
  • Membeli atau menyewa, dan lain-lain.

Rumus

Probabilitas (P) bahwa akan ada permintaan barang ke-n sama dengan probabilitas bahwa permintaan barang akan sama atau lebih besar dari n.  Ini berarti tidak akan ada permintaan untuk barang ke-n apabila permintaan barang lebih kecil dari n, sehingga jumlah dari kedua nilai probabilitas ialah satu.

P(D ≥ n) + P(D < n) = 1

Apabila menyediakan barang ke-n dan ada permintaan untuk barang tersebut, kemungkinan akan mengalami kerugian 0 (nol).  Namun, apabila menyediakan barang ke-n dan tidak ada permintaan, maka akan mengalami kerugian karena penyediaan berlebih (over stocking) sebesar :

Lo. EL (Q > n) = Lo . P(D < n)

Apabila tidak menyediakan barang ke-n tetapi ada permintaan untuk barang tersebut, kemungkinan akan mengalami kerugian akibat penyediaan kurang sebesar Lu. Sebaliknya, apabila tidak menyediakan barang ke-n dan tidak ada permintaan untuk barang tersebut, tidak akan mengalami kerugian.  Harapan kerugian karena tidak menyediakan barang ke-n sebesar penyediaan berlebih dikalikan  probabilitas.

EL (Q < n) = Lo . P(D ≥ n)

Syarat yang diperlukan untuk menyediakan barang ke-n ialah apabila harapan menyediakan akan sama atau lebih kecil dari harapan kerugian tidak menyediakan.  Dengan kata lain, dapat dituliskan hubungan berikut:

Lo . P(D < n) ≤ Lu . P(D ≥ n)

Jumlah probabilitas dari kedua kejadian tersebut sama dengan satu, yaitu  P(D ≥ n) + P(D < n) = 1. Karena P(D ≥ n) = 1 –  P(D < n), maka dapat ditulis :

Lo . P(D < n) ≤ Lu . P(D ≥ n)

Lo . P(D < n) ≤ Lu . [1 –  P(D < n)]

 Lo  . P(D < n) ≤ Lu – Lu . P(D < n)

Jika ditambahkan Lu . P(D < n) di kedua belah pihak

Lo . P(D < n) + Lu . P(D < n)  ≤ Lu – Lu . P(D < n) + Lu . P(D < n) Lo . P(D < n) + Lu . P(D < n)  ≤ Lu P(D < n) . [Lo + Lu]  ≤ Lu

Dengan membagi kedua belah pihak dengan Lo + Lu , diperoleh

 

P (D < n ) ≤

Hubungan di atas menunjukkan bahwa untuk penyediaan barang ke-n, probabilitas kumulatif barang kurang atau lebih kecil dari n akan sama atau lebih  kecil dari rasio kerugian karena penyediaan berlebih (Lo) dengan jumlah kerugian  karena penyediaan berlebih dan berkurang (Lo + Lu).

Contoh Kasus

Contoh Soal Menerima atau Menolak Pesanan Khusus

Tidak ada tambahan modal atau aktiva

Contoh :

PT. Monetta memproduksi ikat pinggang dalam pabrik yang berkapasitas 1500 satuan pertahun . Untuk tahun anggaran 2012 perusahaan merencanakan akan memproduksi dan menjual produk tersebut sebanyak 1000 satuan dengan harga jual sebesar Rp.5000 persatuan. Anggaran biaya untuk tahun tsb sbb:

Persatuan                             Total

Biaya Variabel:

By. Produksi variabel                     Rp.800                                   Rp.800.000

By. Komersial variabel                         300                                           300.000

Biaya Tetap:

By.Produksi tetap                                700                                             700.000

By. Komersial tetap                             600                                             600.000

                                                   Rp.2400                               Rp2.400.000                            

Misal perusahaan menerima pesanan khusus sebanyak 350 satuan produk tersebut dari perusahaan lain. Harga yang diminta oleh pemesan Rp.2000 perpesanan.

Pendapatan diferensial :                 350 satuan x Rp.2000             Rp.700.000

Biaya diferensial:

By. Produksi Variabel                                Rp.280.000

By. Komersial Variabel                              Rp.105.000

                                                                                                                     Rp.385.000

B.     BENEFIT COST RATIO ANALYSIS

Benefit Cost Ratio Analysis merupakan teknik analisa dalam mengetahui nilai manfaat dari sebuah proyek yang akan dijalankan. Yakni membandingkan antara nilai manfaat dengan nilai investasi/modal.
PW of Benefit – PW of Cost ≥ 0 atau EUAB – EUAC ≥ 0

Sehingga kriteria yang di ambil baik untuk fixed input maupun fixed output sama-sama yang menghasilkan maksimum B/C.

Contoh:
Perusahaan mencoba melakukan modifikasi terhadap alat berat untuk me-reduce pengeluaran dengan mengganti komponen alat X dan komponen alat Y. Biaya penginstalan masing-masing $1.000 dan umur manfaat sampai 5 tahun dan diakhir tahun tidak mempunyai nilai sisa. Komponen alat X menghemat $300 pertahunnya dan komponen Y menghemat $400 di tahun pertama dan menurun $50 di tahun berikutnya. Jika suku bunga 7% komponen mana yang akan di beli perusahaan?

Penyelesaian:

Komponen X:

PW of cost                  = $1.000

PW of Benefit             = 300 (P/A,7%,5) = 300 (4,100) = $ 1230

B/C                              = PW of Benefit / PW of Cost = 1230 / 1000 = 1,23

Komponen Y:

PW of cost                  = $1.000

PW of Benefit             = 400 (P/A,7%,5) – 50 (P/G,7%,5) = 400 (4,100) – 50 (7,647) = 1640 – 382 = $1258

B/C                              = PW of Benefit / PW of Cost = 1258 / 1000 = 1,26

Maksimal B/C, pilih komponen Y.

C.    ANALISA PAYBACK PERIOD

Periode pengembalian – payback period

Periode “Payback” menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu investasi akan bisa kembali. Periode “Payback” menunjukkan perbandingan antara “initial investment” dengan aliran kas tahunan, dengan rumus umu sebagai berikut :

Nilai Investasi

Payback Period = _______________

Proceed

Apabila periode payback kurang dari suatu periode yang telah ditentukan proyek tersebut diterima, apabila tidak proyek tersebut ditolak.

Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan – penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut juga untuk mengukur kecepatan kembalinya dana investasi.

Kebaikan dan Kelemahan Payback Method

Kebaikan Payback Method

1) Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit.

2) Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya cepat.

3) Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.

Kelemahan Payback Method

1) Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang.

2) Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi.

3) Tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai.

Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda

a – b

Payback Period = n +_____ x 1 tahun

c – b

n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula

a = Jumlah investasi mula-mula

b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n

c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

 

Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama

Investasi awal

Payback Period = ____________ x 1 tahun

Arus kas

  • Periode pengembalian lebih cepat : layak
  • Periode pengembalian lebih lama : tidak layak
  • Jika usulan proyek investasi lebih dari satu maka periode pengembalian yang lebih cepat yang dipilih

Contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya berbeda

Suatu usulan proyek investasi senilai Rp. 600 juta dengan umur ekonomis 5 tahun, Syarat periode pengembalian 2 tahun, dengan tingkat bunga 12% per tahun, dan arus kas pertahun adalah :

  • · Tahun 1 RP. 300 juta
  • · Tahun 2 Rp. 250 juta
  • · Tahun 3 Rp. 200 juta
  • · Tahun 4 Rp. 150 juta
  • · Tahun 5 Rp. 100 juta

Arus kas dan arus kas kumulatif

1

Periode Pengembalian

a – b

= n +_____ x 1 tahun

c – b

Rp 600jt – Rp 550jt

=2 + _______________ x 1 tahun

Rp 750jt – Rp 550jt

= 2,25 tahun atau 2 tahun 3 bulan

  • Periode pengembalian lebih dari yang disyaratkan oleh perusahaan maka usulan proyek investasi ini di tolak

 D.    BREAK EVENT POINT

Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit. BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP adalah

1. alat perencanaan untuk hasilkan laba

2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

3 Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan

4 Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti

Setelah kita mengetahui betapa manfaatnya BEP dalam usaha yang kita rintis, kompenen yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah, Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya ini

Salah satu kelemahan dari BEP yang lain adalah Bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produk jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagi
yaitu Harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. Hal ini demikian pun sulit ditemukan dalam kenyataan dan prakteknya.

Bagaimana cara menghitungnya?

Dalam menyusun perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP yaitu :

1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali

2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastic, biaya nota penjualan

3. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli
Adapun rumus untuk menghitung Break Even Point ada 2 yaitu :

1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :

Total Fixed Cost

__________________________________
Harga jual per unit dikurangi variable cost

Contoh :

Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-

Variable cost Rp.5,000 / unit

Harga jual Rp. 10,000 / unit

Maka BEP per unitnya adalah

Rp.200,000
__________ = 40 units

10,000 – 5,000

Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 41, maka took itu mulai memperoleh keuntungan

2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :

Total Fixed Cost

__________________________________ x Harga jual / unit

Harga jual per unit dikurangi variable cost

Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah

Rp.200,000
__________ x Rp.10,000 = Rp.400,000,-
10,000 – 5,000

ANALISIS BREAK EVEN POINT

Analisis BEP dapat memberikan hasil yang memadai, apabila asumsi berikut terpenuhi :

Perilaku penerimaan dan pengeluaran dilukiskan dengan akurat dan bersifat sepanjang rentang yang relevan

·         Biaya dapat dipisahkan antara biaya tetap dan biaya variable

·         Efisiensi dan produktivitas tidak berubah

·         Harga jual tidak berubah

·         Biaya- biaya tidak berubah

·         Bauran penjualan akan konstan

·         Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persediaan awal dan persediaan akhir

Pendekatan dalam mengitung BEP

·         Pendekatan Persamaan

·         Pendekatan Marjin Kontribusi

·         Pendekatan Grafik

Pendekatan persamaan

·         Y=cx – bx – a

·         Y = laba

·          c = harga jual per unit

·         x = jumlah produk

·         b = biaya variabel satuan

·         a =biaya tetap total

·         cx = hasil penjualan

·         bx = biaya variabel total

·         X(BEP dalam unit) = a/(c-b)

·         CX(BEP dalam unit) = ac/(c-b) = a/(1 – b/c)

Biaya Tetap Vs Biaya Variabel

Dalam hubungannya dengan volume produksi :

(1)Biaya Variabel

Karakteristik :

·         biaya berubah total sebanding perubahan tingkat aktivitas

·         Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan (biaya satuan konstan)

Contoh dalam perusahan furniture

·         Biaya perlengkapan

·         Biaya bahan bakar

·         Biaya sumber tenaga

·         Biaya perkakas kecil

·         Asuransi aktiva tetap dan kewajiban

·         Gaji satpam dan pesuruh pabri

Dalam hubungannya dengan volume produksi :

(2)Biaya Tetap

Karakteristik :

·         Totalitas tidak berubah terhadap perubahan tingkat aktivitas

·         Biaya satuan berbanding terbalik terhadap perubahan volume kegiatan

Contoh dalam perusahan furniture

·         Biaya penyusutan

·         Gaji eksekutif

·         Pajak bumi dan bangunan

·         Amortisasi paten

·         Biaya penerimaan barang

·         Biaya komunikasi

·         Upah lembur

Dengan metoda

1. Pendekatan Persamaan

2. Pendekatan Marjin Kontribusi

3. Pendekatan Grafik

Pendekatan Margin Kontribusi

·         Mengurangkan nilai penjualan total (total revenue =TR) dengan biaya variabel total (total Variabel cost = TVC)

·         Mengurangkan harga jual per unit dengan biaya variabel per unit guna menghitung margin kontribusi per unit.

Pada Kasus CV. Donut Kotak

Harga Jual per unit Rp. 5.000

Biaya variabel Per Unit Rp. 3.000

Margin kontribusi Rp. 2.000

BEP(unit) = (Biaya tetap Total : Margin kontribusi per unit)
BEP(unit) = 7.500.000/2.000 = 3.750 unit

BEP (rupiah)

Terlebih dahulu harus dihitung Rasio Margin Kontribusi

·         Harga penjualan per unit Rp. 5.000,- 100 %

·         Biaya Variabel per unit Rp. 3.000,- 60 %

·         Margin kontribusi Rp. 2.000,- 40 %

Ratio margin kontribusi = 0,40

BEP (rupiah)= (Biaya tetap Total : Rasio Margin kontribusi) = Rp. 7.500.000/0,40

= Rp. 18.750.000,-

2

E.    ANALISIS SENSITIVITAS (SENSITIVIT ANALYSIS)

PENGERTIAN ANALISIS SENSITIVITAS

Analisis sensivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja system produksi dalam menghasilkan keuntungan.

Dengan melakukan analisis sentivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisifikasi sebelumnya.

Contoh :

Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan.

Alasan dilakukannya analisis sentivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan berikut :

1.    Adanya cost overrn, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahan baku, produksi, dsb.

2.       Penurunan produktivitas

3.       Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek

TUJUAN ANALISIS SENSITIVITAS

Menilai apa yang terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat

1.  Analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya di dasarkan pada proyeksi proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang

2.    Analisis pasca criteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisisbisnis jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam perhitungan biaya atau manfaat

Bisnis sangat sensitivitas terhadap perubahan akibat beberapa hal :

1.       Harga

2.       Keterlambatan pelaksanaan

3.       Kenaikan biaya

4.       Ketidaktetapan dan perkiraan hasil (produksi)

ANALISIS NILAI PENGGANTI (SWITCHING VALUEANALYSIS)

Gittinger (1986) menyatakan bahwa suatu variasi pada analisis sensivitas adalah nilai pengganti (switching value).switching value ini adalah perhitungan untuk mengukur perubahan maksimum.Perbedaan yang mendasar antara analisis sensivitas yang biasa dilakukan dengan switching value adalah pada analisis sensivitas besarnya perubahan sudah diketahui secara empirik.

 

CONTOH PERHITUNGAN ANALISIS SENSITIVITAS

Sebuah penghitungan padi mempunyai arus kas seperti terlihat pada table analisis penggilingan padi. pada table tersebut juga telah dilakukan penyelesaian dengan menghitung nilai NPV, IRR dan B/C. analisis dilakukan pada tingkat discount factor 15% per tahun.

3

Hasil analisis :

NPV (pada tingkat discount rate 15% per tahun ) = Rp 5915

870+1134+1645+1716+1491+1296+1128+1635

Net B/C    =         5000

2.183

1365000 X (50 – 30)

IRR       = 30 + 1365000 – (-1301000)

= 40.24 %

 

BAB 5

 A.   DEPRESIASI

Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.

Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda.

Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan. Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:

  1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
  2. Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun.
  3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
  4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.

Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:

– nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.

– tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.

Depresiasi merupakan komponen penting dalam analisis ekonomi teknik, karena:

  1. Dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai suatu asset sesuai dengan waktu.
  2. Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai asset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan untuk menjamin bahwa asset yang telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya selesai.
  3. Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk pengurangan pengenaan pajak dengan jalan bahwa asset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga hal ini berkaitan dengan pajak.

ISTILAH DALAM DEPRESIASI

Beberapa istilah yang sering dipergunakan didalam depresiasi, adalah:

1. Depresiasi adalah penurunan nilai dari suatu asset. Jumlah depresiasi Dt selalu dihitung tahunan.

2. Biaya Awal(First Cost atau Unadjusted Basis) adalah biaya pemasangan dari asset termasuk biaya pembelian, pengiriman dan fee pemasangan, dan biaya langsung lainnya yang dapat dideprisiasikan termasuk persiapan asset untuk digunakan. Istilah unadjusted basis atau simple basis, serta simbul B dipergunakan ketika asset masih dalam keadaan baru.

3. Nilai Buku(Book Value) menggambarkan sisa, investasi yang belum terdepresiasi pada buku setelah dikurangi jumlah total biaya depresiasi pada waktu itu. Nilai buku BVt selalu ditentukan pada akhir tahun.

4. Periode Pengembalian(Recovery Period) umur depresiasi, n, dari asset dalam tahun untuk tujuan depresiasi.

5. Nilai Pasar(Market Value) Perkiraan nilai asset yang realistis jika asset tersebut dijual pada pasar bebas.

6. Tingkat Depresiasi (Depreciation Rate atau Recovery Rate) adalah fraksi dari biaya awal yang diambil dengan depresiasi setiap tahun. Tingkat ini adalah dt, mungkin sama setiap tahun yang sering disebut dengan straight-line rate atau berbeda setiap tahun pada periode pengembaliannya.

7. Nilai Sisa (Salvage Value) Perkiraan nilai jual atau nilai pasar pada akhir masa pakai dari asset tersebut. Nilai sisa SV.

METODE PERHITUNGAN DEPRESIASI

Metode penghitungan depresiasi ada 4 :

  1. Metode Garis Lurus
  2. Metode Unit Produksi
  3. Metode Saldo Menurun Ganda
  4. Metode Jumlah Angka Tahun

METODE GARIS LURUS

Dalam metode garis lurus maka nilai terdepresi / nilai yang didepresiasikan dari sebuah aktiva dibagi rata sepanjang taksiran umur manfaat aktiva tersebut.

Depresiasi=( Nilai Aktiva – Residu ) / Taksiran Umur Manfaat

METODE UNIT PRODUKSI

Dalam metode ini nilai depresiasi tergantung kepada banyaknya produksi yang sudah dihasilkan oleh aktiva tersebut ( biasanya berupa mesin produksi ). Semakin banyak produksi yang dihasilkan oleh mesin tersebut maka akan semakin banyak pula depresiasinya.

Depresiasi =( Produksi yang dihasilkan / Taksiran Kemampuan Berproduksi ) x Nilai Terdepresi

METODE SALDO MENURUN GANDA

Metode ini tidak memperhitungkan adanya nilai sisa / residu. Depresiasi tiap periode menggunakan prosentasi yang sama akan tetapi menghasilkan nilai yang berbeda karena nilai depresiasi pertama mengurangi nilai aktiva pada periode kedua dan seterusnya. Artinya nilai aktiva setiap periode selalu berbeda karena nilai aktiva menurun.

Prosentasi Depresiasi =( 100% / taksiran umur manfaat )x2

Depresiasi Periode 1= Prosentase Depresiasi xNilai Aktiva Periode 1

DEpresiasi Periode 2 =Prosentase Depresiasi x Nilai Aktiva Periode2. Dimana nilai aktiva periode 2 adalah nilai aktiva awal dikurangi nilai depresiasi periode 1.

METODE JUMLAH ANGKA TAHUN

Dalam metode ini depresiasi pada periode pertama jumlahnya paling besar dan dan pada periode terakhir depresiasinya paling kecil. Jadi depresiasi setiap periode berkurang sesuai dengan jumlah angka tahun taksiran umur manfaatnya. Jika taksiran umur manfaat n tahun maka cara menghitungnya adalah

S = n(n+1)/2

Depresiasi tahun 1 =( n / S ) x Nilai Terdepresi

Depresiasi tahun 2=( ( n-1 )/ S ) x Nilai Terdepresi

Depresiasi tahun 3=( ( n-2 ) / S ) x Nilai Terdepresi

Seterusnya sampai habis taksiran umur manfaatnya.

 

B. UMUR EKOMONIS

  • KONSEP

Umur ekonomis adaah Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah penyebaran biaya asal suatu aktiva tetap (bangunan, alat, komputer, dll) selama umur perkiraannya. Penerapan depresiasi akan mempengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan. Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda.

Kali ini kita akan lebih membahas apa itu arti dan kegunaan umur ekonomis dalam dunia bidang ekonomi dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Umur ekonomi menurut kegunaannya dibagi menjadi dua jenis, yaitu

1.    Umur ekonomi aset baru

Umur ekonomi aset akan meminimasi ekuivalen biaya tahunan seragam (equivalent uniform annual cost – EUAC) kepemilikan dan pengoperasian aset. Sangat penting untuk mengetahui umur ekonomi aset baru (penantang) berdasarkan prinsip bahwa aset baru dan aset lama harus dibandingkan berdasarkan umur ekonomi (optimum) mereka.

MENENTUKAN UMUR EKONOMI ASET BARU (PENANTANG)

Sangat penting mengetahui umur ekonomi, EUAC minimum dan total biaya tahun demi tahun atau biaya tambahan untuk aset baru maupun aset lama sehingga keduanya dapat dibandingkan berdasarkan evaluasi terhadap umur ekonomi dan biaya yang paling hemat keduanya.Untuk sebuah aset baru, umur ekonominya dapat dihitung jika investasi modal,biaya tahunan dan nilai pasar per tahun diketahui atau dapat diestimasi.

Analisis sebelum pajak

PWk (i%) = I – MVk (P/F,i%,k) + SEj (P/F,i%,j)

TCk (i%) = MVk-1 – MVk + iMVk-1 + Ek

 

Contoh

Sebuah truk forklift baru akan memerlukan investasi sebesar $20.000 dan diharapkan memiliki nilai pasar akhir tahun serta biaya tahunan seperti diperlihatkan pada tabel dibawah ini. Jika MARR sebelum pajak adalah 10% per tahun, berapa lama aset tersebut harus dipertahankan kegunaannya?

Jawab :

Penentuan umur ekonomi N sebelum pajak aset baru :

(1)Akhir tahun,k Biaya penggunaan pada tahun, k EUAC tahun k
(2)MV, akhir tahun, k (3)Penyusutan aktual selama tahun, k (4)Biaya modal = 10% dari MV awal tahun (5)Biaya tahunan (Ek) (6) = (3)+(4)+(5)Total biaya (marginal) tahun k (TCk) (7)EUACk=[STCj(P/F,10%,j)](A/P,10%,k)
0 $20.000
1 15.000 $5.000=20.000-15.000 $2.000= 20.000×0,1 $2.000 $9.000 $9.000
2 11.250 3.750=15.000-11.250 1.500= 15.000×0,1 3.000 8.250 8.643
3 8.500 2.750=11.250-8500 1.125=11.250×0,1 4.620 8.495 8.600® EUAC minimum (N*=3)
4 6.500 2.000=8500-6500 850=8500×0,1 8.000 10.850 9.082
5 4.750 1.750=6500-4750 650=6.500×0,1 12.000 14.400 9.965

Asumsi : semua arus kas terjadi pada setiap akhir tahun.

Kolom 3 : Penyusutan aktual untuk setiap tahun adalah perbedaan antara nilai pasar awal dan akhir tahun. Penyusutan untuk masalah ini tidak dihitung berdasarkan metode formal namun didasarkan pada hasil kekuatan ekspektasi pasar.

Kolom 4 : Opportunity cost modal pada tahun k adalah 10% dari modal yang tidak direcover (diinvestasikan dalam aset) pada awal masing-masing tahun.

Kolom 7 : Equivalent uniform annual cost (EUAC) yang akan timbul setiap tahun jika aset tersebut dipertahankan penggunaannya sampai tahun k, dan selanjutnya digantikan pada akhir tahun. EUAC minimum terjadi pada akhir tahun N*. ® Pada aset disini memiliki EUAC minimum jika dipertahankan kegunaannya hanya selama tiga tahun (yaitu N*=3).

EUAC2 (10%)= $20.000(A/P,10%,2)-$11.250(A/F,10%,2) + [$2.000(P/F,10%,1)

+ $3.000(P/F,10%,2)](A/P,10%,2)

= $8.643

2.    Umur ekonomi aset lama

Pembandingan aset baru dengan lama harus dilakukan secara hati-hati karena melibatkan umur yang berbeda. Aset lama harus dianggap memiliki umur lebih lama dibanding umur ekonomi sebenarnya sepanjang biaya marginalnya kurang dari EUAC minimum aset baru.

MENENTUKAN UMUR EKONOMI ASET LAMA

Jika tidak ada MV aset lama saat ini atau nanti (dan tidak ada pengeluaran untuk perbaikan) dan jika biaya operasi aset lama diperkirakan akan meningkat setiap tahun, maka sisa umur ekonomi yang menghasilkan EUAC paling kecil akan satu tahun.

Jika MV lebih besar dari nol dan diharapkan menurun dari tahun ke tahun, maka perlu dilakukan perhitungan sisa umur ekonomi. Penundaan (postponement) umumnya diartikan sebagai penundaan keputusan mengenai kapan akan melakukan penggantian, bukan mengenai keputusan untuk menunda penggantian sampai tanggal masa datang tertentu.

Contoh

Misalnya ingin diketahui berapa lama sebuah truk forklift harus dipertahankan kegunaannya sebelum diganti dengan truk forklift baru yang data-datanya diberikan pada contoh 3. Truk lama dalam kasus ini sudah berusia dua tahun, yang dibeli dengan biaya $13.000 dan memiliki MV yang dapat dicapai saat ini (realizable MV) sebesar $5.000. Jika dipertahankan, nilai pasar dan biaya tahunannya diperkirakan akan seperti berikut :

Akhir tahun k MV akhir tahun k Biaya tahunan, Ek
1 $4.000 $5.500
2 3.000 6.600
3 2.000 7.800
4 1.000 8.800

Tentukan periode paling ekonomis untuk tetap mempertahankan aset lama sebelum menggantinya dengan aset pengganti yang ada pada contoh 3. Biaya modal adalah 10% per tahun.

Jawaban :

Penentuan umur ekonomi aset lama

(1)Akhir tahun, k (2)Penyusutan aktual selama tahun k (3)Biaya modal = 10% dari MV awal tahun (*) (4)Biaya tahunan (Ek) (5)Total biaya (marjinal) atau tahun (TCi)=(2)+(3)+(4) (6)EUAC sampai tahun k
1 $1.000 $500 $5.500 $7.000 $7.000
2 1.000 400 6.600 8.000 7.474
3 1.000 300 7.800 9.100 7.966
4 1.000 200 8.800 10.000 8.406

(*) tahun satu berdasarkan MV yang dapat dicapai sebesar $5.000

Perhatikan bahwa EUAC minimum sebesar $7.000 berkaitan dengan mempertahankan aset lama satu tahun lagi. Namun, biaya marjinal mempertahankan truk untuk tahun kedua adalah sebesar $8.000, yang masih tetap lebih kecil dari EUAC minimum aset pengganti (yaitu $8.600 dari contoh 3). Biaya marjinal untuk mempertahankan aset lama pada tahun ketiga dan tahun selanjutnya lebih besar dari $8.600 EUAC minimum truk baru. Berdasarkan data yang ada saat ini, paling ekonomis untuk mempertahankan aset lama selama dua tahun lagi dan selanjutnya menggantinya dengan aset baru.

 

 

BAB 6

ANALYSIS REPLACEMENT

Metode Analisis Penggantian Alat {Replacement Analysis) adalah salah satu metode ekonomi yang digunakan untuk menganalisis umur ekonomis sebuah peralatan selama umur guna peralatan tersebut. Parameter-parameter yang dipertimbangkan dalam analisis penggantian peralatan adalah biaya investasi, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan, biaya pengoperasian, nilai sisa dengan mempertimbangkan nilai uang terhadap waktu. Studi ekonomi tentang replacement pada dasarnya sama dengan metoda pembanding alternatif, tujuannya adalah untuk menentukan kapan suatu alat harus diganti dengan alat lain yang baru.

Alasan replacement :

  • Kapasitas alat tidak sesuai dengan demand ( misal demand besar, kapasitansi kecil. )
  • Alat yang ada sudah aus dan tidak dapat dipakai lagi ( baik karena pemakaian normal maupun rusak. )
  • Absolence baik fungsional maupun ekonomi sehingga profit menurun.

Analisa replacement digunakan pada  kondisi :

  • Perfomance menurun
  • Perubahan kebutuhan
  • Ketinggalan jaman

Rumus

Annual cost defender AD = nilai pemasukan – pengeluaran ( A/F,10%,3 )

Annual cos challenger AC = annual operating cost + ( nilai pemasukan – pengeluaran )

(A/P,10%,10) – salvage value ( A/F,10%,10)

Jika AD > AC di sarankan untuk membeli suatu yang baru atau memilih yang challenger, tapi jika AD<AC maka pilihlah defender seminimum mungkin

Contoh Kasus dan Jawabannya

Contoh :

Tiga tahun yang lalu di beli sebuah truk sebagai berikut :

Harga pembelian         $12000

Umur diperkirakan      8tahun

Nilai jual akhir             $1600

Biaya operasi tahunan             $3000

Nilai buku saat ini       $8100

Challenger

Ditawarkan seharga $11000, truk lama bisa ditukar-tambahkan dengan diberi $7500

Umur challengger        10tahun

Nilai jual akhir             $2000

Biaya operasi tahunan             $1800

Bila ditinjau kembali/disesuaikan, truk lama diperkirakan hanya akan bertahan 3tahun lagi dengan perkiraan nilai jual akhir $2000, biaya operasi tahunan sebesar $3000

Data untuk studi perbandingan :

Defender         Challenger

Present value                           $7500              $11000

Annual operating cost             $3000              $1800

Salvage value                          $2000              $2000

Umur                                       3tahun             10tahun

Biaya yang hilang sebesar :

$8100 – $7500 = $600, yang tidak diikutkan dalam analisa. Juga harga pembelian sebesar $12000 tidak lagi relecan.Bagaimana keputusannya bila suku bunga yang berlaku saat ini adalah 10% ?

Jawabannya

Dengan cara annual worth yaitu :

Annual cost defender :

AD = $3000 – $2000 ( A/F,10%,3 )

= $2395,77

Annual cost challenger

AC = $1800 + ( $11000 – $7500 ) ( A/P,10%,10) – $2000 ( A/F,10%,10)

= $2244,12

AD > AC ( pengeluaran )

Pilih challenger atau ganti dengan mesin yang baru

 

SUMBER :

 

http://paybackperiods.blogspot.com/2010/06/periode-pengembalian-payback-period.html

http://yogiefebryanekotek.blogspot.com/2012/02/benefit-cost-ratio-analysis.html

http://anggih91.wordpress.com/2012/10/05/menerima-atau-menolak-pesanan-khusus/

http://arifpiece.blogspot.com/2012/12/ekonomi-teknik.html

http://irnawt.wordpress.com/2011/04/28/pengertian-definisi-dan-rumus-bep-break-even-point-4/

http://achmad-amirudin21.blogspot.com/2012/05/analisis-sensitivitas-titik-impas.html

http://blogtiara.wordpress.com/2011/03/28/depresiasi/

http://irfanramadhan4.wordpress.com/2011/12/30/umur-ekomonis/

 

 

Bunga Nominal, Bunga Efektif dan Contohnya


Tingkat Suku Bunga Nominal

Tingkat suku bunga biasanya ditetapkan secara tahunan. Penggunaan perjanjian-perjanjian yang dibuat memungkinkan tingkat suku bunga untuk diatur secara khusus sehingga bunga dapat dibayarkan beberapa kali dalam satu tahun. Misalnya, per bulan, per tiga bulan, per enam bulan, dan sebagainya.

Sebagai contoh, pembayaran selama satu tahun dapat dibagi menjadi empat kali tiga bulanan dengan tingkat suku bunga 2.5 % per tiga bulan. Sama hal nya jika dikatakan 10% dibayarkan pertiga bulan dalan satu tahun. Biasanya, tingkat suku bunga itu dikatakan sebagai “ 10% yang bersusun setiap 3 bulan ”. Apabila dikatakan dengan cara tersebut, maka tingkat suku bunga 10% disebut tingkat suku bunga nominal dan dinyatakan sebagai notasi r.

Nilai mendatang untuk pinjaman sebesar Rp 1.000,- pada akhir tahun pertama dengan tingkat suku bunga10% yang bersusun setiap tiga bulan  adalah :

F4 = 1.000 (1 + 0,025)4 = 1.103,81

Apabila disepakati untuk menggunakan tingkat suku bunga 10% yang dibayarkan hanya sekalidi akhir tahun, maka :

F1 = 1.000 (1 + 0,10)1 = 1.100

Pembayaran bunga yang dilakukan lebih dari sekali dalam satu tahun melibatkan nilai diakhir tahun lebih besar dibandingkan dengan jika bunga hanya dibayarkan sekali dalam satu tahun.

Tingkat suku bunga efektif

Jika pembayaran bunga dilakukan lebih dari sekali dalam setahun, tingkat suku bunga sesungguhnya akan lebih tinggi daripada tingkat suku bunga nominal. Tingkat suku bunga sesungguhnya atau yang dibayarkan secara tepat pada pinjaman selama setahun disebut tingkat suku bunga efektif.

Tingkat suku bunga efektif biasanya dinyatakan pertahun. Kecuali bila dinyatakan lain secara khusus. Dalam buku ini, tingkat suku bunga efektif dinyatakan sebagai notasi i. Hubungan antara tingkat suku bunga efektif, I, dengan tingkat suku bunga nominal, r, adalah :

i =

dengan m adalah frekuensi pembayaran bunga dalam satu periode bunga efektif.

Tingkat suku bunga efektif menggambarkan perbandinga antara bunga yang dibayarkan untuk satu tahunnya terhadap jumlah uang pinjaman pokok yang diterima. Untuk sejumlah pinjaman sebesar Rp 1.000,- dengan tingkat suku bunga nominal 10% yang dibayarkan per tiga bulan, diperoleh :

i = =  = 10,381%

atau

i = = i =  = 10,381%

hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa suatu tingkat suku bunga nominal 10%yang bersusun setiap tiga bulan adalah ekuivalen dengan tingkat suku bunga efektif 10,381% per tahun.

Table 4.1 memperlihatkan tingkat suku bunga efektif untuk beberapa tingkat suku bunga nominal dan frekuensi pembayaran bunga per tahun.

Frekuensi Pembayaran Bunga per Tahun, m Tingkat Suku Bunga Efektif untuk Tingkat Suku Bunga Nominal dari
6,00% 8,00% 10,00% 12,00% 15,00% 18,00%
1 x (tahunan) 6,00% 8,00% 10,00% 12,00% 15,00% 18,00%
2 x (enam bulanan) 6,09% 8,16% 10,25% 12,36% 15,56% 18,81%
3 x (empat bulanan) 6,12% 822% 10,34% 12,49% 15,76% 19,10%
4 x (tiga bulanan) 6,14% 8,24% 10,38% 12,55% 15,87% 19,25%
6 x (dua bulanan) 6,15% 8,27% 10,43% 12,62% 15,97% 19,41%
12 x (bulanan) 6,17% 8,30% 10,47% 12,68% 16,08% 19,56%
52 x (mingguan) 6,18% 8,32% 10,51% 12,73% 16,16% 19,68%
365 x (harian) 6,18% 8,33% 10,52% 12,75% 16,18% 19,72%

 _____________________________________________________

Contoh1:

Sebuah bank penerbit kartu kredit membebankan tingkat suku bunga sebesar 2,75% per bulan pada saldo rekening kartu kredit yang belum dibayar. Menurt pihak bank, tingkat suku bunga tahunannya yang berlaku adalah sebesar 12% (2,75%) = 33% berapakah tingkat suku bunga efektif per tahun yang dibebankan kepada nasabah ?

Penyelesaian :

r = 33% per tahun

m = 12 x pembayaran bunga per tahun

i = = i =  = 38,48%

tingkat suku bunga efektif yang dibebankan kepada nasabah sebesar 38,48% per tahun .

Contoh 2 :

Seseorang mendepositokan uangnya sebesar Rp 10.000.000,- di bank dengan tingkat suku bunga nominal per tahun sebesar 12% yang bersususn setiap bulan. Berapakah jumlah depositonya setelah ditambah bunga yang diperoleh selama dua setengah tahun ?

Penyelesaian :

r = 12% per tahun

m = 12 x pembayaran bunga per tahun

Bunga per bulan =  = = 1%

F = P (F/P, i, n)

= 10000000 (F/P, 1%, 30)

= 10000000 ( 1,34785 )

= 13.478.500

Jumlah deposito setelah ditambah bunga yang diperoleh selama dua setengah tahun adalah Rp 13.478.500

SUMBER : kk.mercubuana.ac.id/files/92008-7-532666132278.doc

Ketahanan Nasional Dibidang Ekonomi


1. Pengertian Ekonomi

Ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup meliputi kegiatan produksi barang dan jasa serta mendistribusikannya kepada konsumen atau pemakai.
Kegiatan produksi dalam perekonomian melibatkan factor-faktor produksi berupa:
a. Tenaga kerja,
b. Modal,
c. Teknologi,
d. Sumber daya alam,
e. Manajemen.

2. Ekonomi Indonesia

Pengelolaan dan pengembangan ekonomi Indonesia didasarkan pada pasal 33 UUD 1945 sebagai berikut :
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagai Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

Peranan Negara dalam system ekonomi kerakyatan sesuai dengan pasal 33 lebih ditekankan bagi segi penataan kelembagaan melalui pembuatan peraturan perundang-undangan. Penataan itu baik menyangkut cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak, maupun sehubungan dengan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Tujuannya adalah untuk menjamin agar kemakmuran masyarakat senantiasa lebih diutamakan daripada kemakmuran orang seorang, dan agar tampuk produksi tidak jatuh ke tangan orang seorang yang memungkinkan ditindasnya rakyat banyak oleh segelintir orang yang berkuasa.

3. Ketahanan di Bidang Ekonomi

Ketahanan ekonomi nasional merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan banyak dimensi. Dimensi-dimensi itu meliputi :
a. Stabilitas ekonomi,
b. Tingkat integritas ekonomi,
c. Ketahanan system ekonomi terhadap goncangan dari luar system ekonomi,
d. Margin of savety dari garis kemiskinan dan tingkat pertumbuhan ekonomi,
e. Keunggulan kompetitif produk-produk ekonomi nasional,
f. Kemantapan ekonomi dari segi besarnya ekonomi nasional,
g. Tingkat integritas ekonomi nasional dengan ekonomi global.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketahanan di Bidang Ekonomi

Negara berkembang seperti Indonesia dalam pengelolaan factor produksi menjadi barang dan jasa mempunyai cirri sebagai berikut:

A. Bumi dan sumber alam

• Belum ada kemampuan sepenuhnya untuk memanfaatkan kekayaan alam, yaitu karena, kurang modal, belum memiliki keterampilan teknologi yang memadai dan tingkat manajemen yang belum memenuhi harapan.
• Bencana alam seperti banjir dan musim kering yang hanya dikuasai dengan pengendalian sungai dan banjir.
• Struktur ekonomi agraris merupakan tekanan berat atas areal tanah dan lingkungan dengan konsekuensi social yang amat luas.
• Negara yang tidak mempunyai kekayaan alam sangat tergantung kepada impor bahan baku yang banyak memerlukan devisa sehingga perkembangan industrinya lamban.

B. Tenaga kerja

Pertambahan penduduk yang cepat bisa menguntungkan, karena persediaan tenaga kerja yang cukup, namun harus disertai dengan peningkatan keterampilan teknologis dan perluasan kesempatan kerja. Apabila kebijaksanaan ini ditempuh maka akan menimbulkan pengangguran kelihatan atau tak kelihatan. Untuk jangka panjang perlu ditempuh penanggulangan sebagai berikut:

a. Peningkatan keterampilan teknologi,
b. Transmigrasi,
c. Keluarga berencana,
d. Distribusi penduduk secara ekonomi geografis yang dipadukan dengan masalah keamanan nasional.

C. Faktor modal

Modal dapat diperoleh dari tabungan, pajak, reinvestasi perusahaan, pendapatan ekspor dan modal asing. Negara berkembang menghadapi kekurangan modal dan pemupukan modal dalam negeri terbatas, misalnya disebabkan:

a. Pendapatan masyarakat rendah, sehingga tidak memungkinkan adanya tabungan,
b. Dasar tariff pajak dan aparatur pemungutan pajak masih terbatas,
c. Kemampuan investasi modal perusahaan masih kurang.

Untuk mengurangi masalah ekonomi dalam bidang modal perlu ditempuh strategi pembangunan yang bertujuan:
a. Memberikan pendidikan keterampilan secara masal dan terarah,
b. Industrialisasi untuk perluasan lapangan pekerjaan,
c. Peningkatan produksi barang dan jasa untuk konsumsi dalam negeri dan untuk ekspor barang setengah jadi dan barang jadi,
d. Pembinaan permodalan bagi pengusaha golongan ekonomi lemah.

D. Faktor teknologi

Penggunaan teknologi memerlukan pertimbangan-pertimbangan, misalnya:
a. Labour intensive (Padat karya)
b. Teknologi intermediate atau teknologi Elektra.
c. Teknologi mutakhir atau technocratium.

E. Hubungan dengan ekonomi luar negeri

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh Negara-negara berkembang di bidang hubungan ekonomi luar negeri adalah sebagai berikut:
a. Melebarnya jurang pemisah antara Negara maju dengan Negara berkembang, kerena pertumbuhan ekonomi yang tidak sama.
b. Akibat perkembangan tersebut ialah berupa kemerosotan harga bahan ekspor tradisional dan menurunkan hasil produksi Negara berkembang.
c. Makin tinggi kapasitas produksi dan volume ekspor Negara industri, makin mudah keadaan tersebut dipengaruhi oleh perkembangan pasaran internasional.
d. Adanya pengelompokan Negara maju menjadi masyarakat ekonomi.

F. Prasarana atau infrastruktur

Prasarana merupakan segal sesuatu yang diperlukan untuk menunjang produksi barang dan jasa. Prasarana adalah factor utama bagi pertumbuhan dan kelangsungan ekonomi Negara. Usaha subversip dan infiltrasi baik dalam suasana damai, apalagi dalam keadaan perang selalu menjadikan prasarana sebagai sasaran utama dari pihak lawan.

G. Faktor manajemen

Manajemen adalah tata cara mengelola perusahaan. Public administration adalah manajemen atau tatacara perusahaan oleh aparatur Negara, sedangkan business managemen adalah tatacara perusahaanoleh pihak swasta.

SUMBER

Makalah Pembuatan Alat : Catu Daya


MAKALAH

PEMBUATAN ALAT : CATU DAYA

DISUSUN OLEH :

Fadli Ahmad (12410487)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Pembuatan Catu Daya

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bogor, 10 Juni 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………..…………………..…………………………i
DAFTAR ISI …………………………….………………………………………. ii

BAB I (PENDAHULUAN)

I.1. Latar Belakang ………………………………………………………………. 1
I.2. Tujuan Penulisan …………………………………………………………….. 1

BAB II (PEMBAHASAN)

II.1. Teori Dasar ………….………………………………………………………. 2
II.2. Komponen Utama Catu Daya………………………………..……..……….. 4

  1. Trafo (Penurun Tegangan) ……………………………………………..… 4
  2. Dioda Rectifier (Penyearah) …………………………..………………….. 4
  3. Filter (Penyaring) ……………………………………..………………….. 4
  4. Stabilizer dan Regulator ………………………………………………….. 5

II.3. Prinsip Kerja …………………………………………………..……….…… 5

  1. Prinsip Kerja Catu Daya …………………………..……………………… 5
  2. Penyearah (Rectifier) ……………………..……………………….…….. 5
  3. Voltage Regulator ………………………..………………………………. 9

II.4. Alat dan Bahan …………………………………………………………….. 13
II.5. Langkah-langkah Pembuatan Catu Daya ………………………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA …………………………………..……………………… 16

BAB I

PENDAHULUAN

 

I.1. Latar Belakang

 

Catu daya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Catu daya menjadi bagian yang penting dalam elektonika yang berfungsi sebagai sumber tenaga listrik misalnya pada baterai atau accu. Catu daya (Power Supply) juga dapat digunakan sebagai perangkat yang memasok listrik energi untuk satu atau lebih beban listrik.

Secara umum prinsip rangkaian catu daya terdiri atas komponen utama yaitu ; transformator, dioda dan kondensator. Dalam pembuatan rangkaian catu daya, selain menggunakan komponen utama juga diperlukan komponen pendukung agar rangkaian tersebut dapat berfungsi dengan baik. Komponen Pendukung tersebut antara lain : sakelar, sekering (fuse), lampu indicator, voltmeter dan amperemeter, jack dan plug, Printed Circuit Board (PCB), kabel dan steker, serta Chasis. Baik komponen utama maupun komponen pendukung sama sama berperan penting dalam rangkaian catu daya.

I.2. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami prinsip kerja berbagai macam catu daya.

Manfaat penulisan makalah ini bagi penulis adalah mendapatkan pengertian dan penjelasan tentang pembuatan Catu Daya. Sedangkan bagi para pembaca, diharapkan semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan dalam memperkaya pengetahuan dan memberikan kesempatan untuk mempelajarinya lebih lanjut.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

II.1. Teori Dasar

 

                Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika. Ada dua sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber AC yaitu sumber tegangan bolak – balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan sumber tegangan searah.

Bila dilihat dengan osiloskop seperti berikut :

(a) Tegangan AC

(b) Tegangan DC

Sumber Tegangan Bila diamati sumber AC tegangan berayun sewaktu-waktu pada kutub positif dan sewaktu-waktu pada kutub negatif, sedangkan sumber AC selalu pada satu kutub saja, positif saja atau negatif saja. Dari sumber AC dapat disearahkan menjadi sumber DC dengan menggunakan rangkaian penyearah yang di bentuk dari dioda. Ada tiga macam rangkaian penyearah dasar yaitu penyearah setengah gelombang, gelombang penuh dan sistem jembatan.

(a) Penyearah Setengah Gelombang

(b) Penyearah Setengah Gelombang

(c) Penyearah Sistem Jembatan

Rangkaian Penyearah Biasanya output dari rangkaian diberi suatu filter kapasitor untuk menghilangkan riak sehingga diperoleh tegangan DC yang stabil. Tegangan DC juga dapat diperoleh dari batere. Dengan penggunaan batere ditawarkan sumber tegangan DC yang stabil dan portable namun dapat habis tergantung kapasitas batere tersebut. Tegangan yang tersedia dari suatu sumber tegangan yang ada biasanya tidak sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu diperlukan suatu regulator tegangan yang berfungsi untuk menjaga agar tegangan bernilai konstan pada nilai tertentu. Regulator tegangan ini biasanya berupa IC dengan kode 78xx atau 79xx. Untuk seri 78xx digunakan untuk regulator tegangan DC positif, sedangkan 79xx digunakan untuk regulator DC negatif. Nilai xx menandakan tegangan yang akan diregulasikan. Misalnya kebutuhan sistem adalah positif 5 volt, maka regulator yang digunakan adalah 7805. IC regulator ini biasanya terdiri dari tiga pin yaitu input, ground dan output. Dalam menggunakan IC ini tegangan input harus lebih besar beberapa persen (tergantung pada data sheet) dari tegangan yang akan diregulasikan.

II.2. Komponen Utama dan Pendukung Catu Daya

 1.  Trafo (Penurun Tegangan)

Trafo atau transformator merupakan komponen utama dalam membuat rangkaian catu daya yang berfungsi untuk mengubah tegangan listrik. Trafo dapat menaikkan dan menurunkan tegangan. Berdasarkan tegangan yang dikeluarkan dari belitan scundair dibagi menjadi 2 yaitu:

a). Step up (penaik tegangan) apabila tegangan belitan scundair yang kita butuhkan lebih tinggi dari tegangan primair ( jala listrik).

b). Step down (penurun tegangan) apabila tegangan belitan scundair yang kita butuhkan lebih rendah dari tegangan primair (jala listrik).

Berdasarkan pemasangan gulungannya dikenal 2 (dua) macam trafo yaitu:
a). Trafo tanpa center tap (CT)

b). Trafo dengan center tap (CT)

2. Dioda Rectifier (Penyearah)

Peranan rectifier dalam rangkaian catu daya adalah untuk mengubah tegangan listrik AC yang berasal dari trafo step- down atau trafo adaptor menjadi tegangan listrik arus searah DC.

a). Penyearah Setengah Gelombang

Dalam komponen elektronika penyearah setengah gelombang disebut juga Half Wave Rectifier.

b).Penyearah Gelombang Penuh

Dalam komponen elektronika penyearah gelombang penuh disebut juga Full Wave Rectifier.

3. Filter (Penyaring)

Penyaring atau filter merupakan bagian yang terdiri dari kapasitor yang berfungsi sebagai penyaring atau meratakan tegangan listrik yang berasal dari rectifier. Selain menggunakan filter juga menggunakan resistor sebagai tahanan.

4.  Stabilizer dan Regulator

Stabilizer dan regulator adalah bagian yang terdiri dari komponen dioda zener, transistor, komponen IC atau kombinasi dari ketiga komponen tersebut. Komponen ini berfungsi sebagai penstabil dan pengatur tegangan (regulator) yang berasal dari rangkaian penyaring.

Selain komponen utama dalam pembuatan rangkaian catu daya juga menggunakan berbagai komponen pendukung lainnya seperti sakelar, sekering, lampu indicator, voltmeter, multimeter, PCB ( Printed Circuit Board) dan berbagai komponen pendukung lainnya.

II.3. Prinsip Kerja

 

1.      Prinsip Kerja Catu Daya

Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC. Pada tulisan kali ini disajikan prinsip rangkaian catu daya (power supply) linier mulai dari rangkaian penyearah yang paling sederhana sampai pada catu daya yang ter-regulasi.

2.    Penyearah (Rectifier)

 

Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar-1 berikut ini. Transformator (T1) diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya.

Pada rangkaian ini, dioda (D1) berperan hanya untuk merubah dari arus AC menjadi DC dan meneruskan tegangan positif ke beban R1. Ini yang disebut dengan penyearah setengah gelombang (half wave). Untuk mendapatkan penyearah gelombang penuh (full wave) diperlukan transformator dengan center tap (CT) seperti pada gambar-2.

Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai common ground.. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan gelombang penuh seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk men-catu motor dc yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah cukup memadai. Walaupun terlihat di sini tegangan ripple dari kedua rangkaian di atas masih sangat besar.

Gambar 3 adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor C yang paralel terhadap beban R. Ternyata dengan filter ini bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi rata. Gambar-4 menunjukkan bentuk keluaran tegangan DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor. Garis b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu, dimana pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh tegangan kapasitor. Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi eksponensial sesuai dengan sifat pengosongan kapasitor.

Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir ke beban R. Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis horizontal. Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan semakin tajam. Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan tegangan ripple yang besarnya adalah :

Vr = VM -VL ………. (1)

dan tegangan dc ke beban adalah Vdc = VM + Vr/2 ….. (2)

Rangkaian penyearah yang baik adalah rangkaian yang memiliki tegangan ripple paling kecil. VL adalah tegangan discharge atau pengosongan kapasitor C, sehingga dapat ditulis :

VL = VM e -T/RC ………. (3)

Jika persamaan (3) disubsitusi ke rumus (1), maka diperoleh :

Vr = VM (1 – e -T/RC) …… (4)

Jika T << RC, dapat ditulis : e -T/RC » 1 – T/RC ….. (5)

sehingga jika ini disubsitusi ke rumus (4) dapat diperoleh persamaan yang lebih sederhana :

Vr = VM(T/RC) …. (6)

VM/R tidak lain adalah beban I, sehingga dengan ini terlihat hubungan antara beban arus I dan nilai kapasitor C terhadap tegangan ripple Vr. Perhitungan ini efektif untuk mendapatkan nilai tengangan ripple yang diinginkan.

Vr = I T/C … (7)

Rumus ini mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka tegangan ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin besar, tegangan ripple akan semakin kecil. Untuk penyederhanaan biasanya dianggap T=Tp, yaitu periode satu gelombang sinus dari jala-jala listrik yang frekuensinya 50Hz atau 60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik 50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50 = 0.02 det. Ini berlaku untuk penyearah setengah gelombang. Untuk penyearah gelombang penuh, tentu saja fekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T = 1/2 Tp = 0.01 det.

Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan menambahkan kapasitor pada rangkaian gambar 2. Bisa juga dengan menggunakan transformator yang tanpa CT, tetapi dengan merangkai 4 dioda seperti pada gambar-5 berikut ini.

Sebagai contoh, anda mendisain rangkaian penyearah gelombang penuh dari catu jala-jala listrik 220V/50Hz untuk mensuplai beban sebesar 0.5 A. Berapa nilai kapasitor yang diperlukan sehingga rangkaian ini memiliki tegangan ripple yang tidak lebih dari 0.75 Vpp. Jika rumus (7) dibolak-balik maka diperoleh.

C = I.T/Vr = (0.5) (0.01)/0.75 = 6600 uF.

Untuk kapasitor yang sebesar ini banyak tersedia tipe elco yang memiliki polaritas dan tegangan kerja maksimum tertentu. Tegangan kerja kapasitor yang digunakan harus lebih besar dari tegangan keluaran catu daya. Anda barangkalai sekarang paham mengapa rangkaian audio yang anda buat mendengung, coba periksa kembali rangkaian penyearah catu daya yang anda buat, apakah tegangan ripple ini cukup mengganggu. Jika dipasaran tidak tersedia kapasitor yang demikian besar, tentu bisa dengan memparalel dua atau tiga buah kapasitor.

3.      Voltage Regulator

Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil, namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan outputnya juga akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika arus semakin besar ternyata tegangan dc keluarnya juga ikut turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil.

Regulator Voltage berfungsi sebagai filter tegangan agar sesuai dengan keinginan. Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply maka IC Regulator tegangan ini selalu dipakai untuk stabilnya outputan tegangan.

Berikut susunan kaki IC regulator tersebut.

Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan +5 volt, 7812 regulator tegangan +12 volt dan seterusnya. Sedangkan seri 79XX misalnya adalah 7905 dan 7912 yang berturut-turut adalah regulator tegangan -5 dan -12 volt.

Selain dari regulator tegangan tetap ada juga IC regulator yang tegangannya dapat diatur. Prinsipnya sama dengan regulator OP-amp yang dikemas dalam satu IC misalnya LM317 untuk regulator variable positif dan LM337 untuk regulator variable negatif. Bedanya resistor R1 dan R2 ada di luar IC, sehingga tegangan keluaran dapat diatur melalui resistor eksternal tersebut.

Rangkaian regulator yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar 6. Pada rangkaian ini, zener bekerja pada daerah breakdown, sehingga menghasilkan tegangan output yang sama dengan tegangan zener atau Vout = Vz. Namun rangkaian ini hanya bermanfaat jika arus beban tidak lebih dari 50mA.

Prinsip rangkaian catu daya yang seperti ini disebut shunt regulator, salah satu ciri khasnya adalah komponen regulator yang paralel dengan beban. Ciri lain dari shunt regulator adalah, rentan terhadap short-circuit. Perhatikan jika Vout terhubung singkat (short-circuit) maka arusnya tetap I = Vin/R1. Disamping regulator shunt, ada juga yang disebut dengan regulator seri. Prinsip utama regulator seri seperti rangkaian pada gambar 7 berikut ini. Pada rangkaian ini tegangan keluarannya adalah :

Vout = VZ + VBE ……….. (8)

VBE adalah tegangan base-emitor dari transistor Q1 yang besarnya antara 0.2 – 0.7 volt tergantung dari jenis transistor yang digunakan. Dengan mengabaikan arus IB yang mengalir pada base transistor, dapat dihitung besar tahanan R2 yang diperlukan adalah :

R2 = (Vin – Vz)/Iz ………(9)

Iz adalah arus minimum yang diperlukan oleh dioda zener untuk mencapai tegangan breakdown zener tersebut. Besar arus ini dapat diketahui dari datasheet yang besarnya lebih kurang 20 mA.

Jika diperlukan catu arus yang lebih besar, tentu perhitungan arus base IB pada rangkaian di atas tidak bisa diabaikan lagi. Dimana seperti yang diketahui, besar arus IC akan berbanding lurus terhadap arus IB atau dirumskan dengan IC = bIB. Untuk keperluan itu, transistor Q1 yang dipakai bisa diganti dengan tansistor darlington yang biasanya memiliki nilai b yang cukup besar. Dengan transistor darlington, arus base yang kecil bisa menghasilkan arus IC yang lebih besar.

Teknik regulasi yang lebih baik lagi adalah dengan menggunakan Op-Amp untuk men-drive transistor Q, seperti pada rangkaian gambar 8. Dioda zener disini tidak langsung memberi umpan ke transistor Q, melainkan sebagai tegangan referensi bagi Op-Amp IC1. Umpan balik pada pin negatif Op-amp adalah cuplikan dari tegangan keluar regulator, yaitu :

Vin(-) = (R2/(R1+R2)) Vout ……. (10)

Jika tegangan keluar Vout menaik, maka tegangan Vin(-) juga akan menaik sampai tegangan ini sama dengan tegangan referensi Vz. Demikian sebaliknya jika tegangan keluar Vout menurun, misalnya karena suplai arus ke beban meningkat, Op-amp akan menjaga kestabilan di titik referensi Vz dengan memberi arus IB ke transistor Q1. Sehingga pada setiap saat Op-amp menjaga kestabilan :

Vin(-) = Vz ……… (11)

Dengan mengabaikan tegangan VBE transistor Q1 dan mensubsitusi rumus (11) ke dalam rumus (10) maka diperoleh hubungan matematis :

Vout = ( (R1+R2)/R2) Vz……….. (12)

Pada rangkaian ini tegangan output dapat diatur dengan mengatur besar R1 dan R2. Sekarang mestinya tidak perlu susah payah lagi mencari op-amp, transistor dan komponen lainnya untuk merealisasikan rangkaian regulator seperti di atas. Karena rangkaian semacam ini sudah dikemas menjadi satu IC regulator tegangan tetap. Saat ini sudah banyak dikenal komponen seri 78XX sebagai regulator tegangan tetap positif dan seri 79XX yang merupakan regulator untuk tegangan tetap negatif. Bahkan komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus (current limiter) dan juga pembatas suhu (thermal shutdown). Komponen ini hanya tiga pin dan dengan menambah beberapa komponen saja sudah dapat menjadi rangkaian catu daya yang ter-regulasi dengan baik.

Hanya saja perlu diketahui supaya rangkaian regulator dengan IC tersebut bisa bekerja, tengangan input harus lebih besar dari tegangan output regulatornya. Biasanya perbedaan tegangan Vin terhadap Vout yang direkomendasikan ada di dalam datasheet komponen tersebut. Pemakaian heatshink (aluminium pendingin) dianjurkan jika komponen ini dipakai untuk men-catu arus yang besar. Di dalam datasheet, komponen seperti ini maksimum bisa dilewati arus mencapai 1 A.

II.4. Alat dan Bahan

Komponen dasar yang diperlukan untuk membuat catu daya ini adalah sebagai berikut:

  1. Solder
  2. Timah
  3. Bor
  4. Papan PCB
  5. Travo 3 Ampere
  6. Dioda 1 Ampere (atau jika ada gunakan dioda Brige)
  7. Capasitor Polar 10uF/16V
  8. IC regulator 7812
  9. Resistor 1k ohm
  10. LED warna merah
  11. Sekring 1 Ampere + soket
  12. Kabel AC

II.5. Langkah-langkah Pembuatan Catu Daya

Setelah komponen tersebut ada, kita akan mulai merangkai rangkaian Catu Daya tersebut. Kemudian akan diperlukan gambar susunan rangkaian Catu Daya ini. Berikut adalah contoh gambar susunan rangkaian Catu Daya.

Setelah memperoleh gambar rangkaian ini rangkailah komponen sesuai dengan rangkaian diatas. Dalam merangkai rangkaian ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Pertama dalam memasang dioda (gunakan dioda brige 1 Ampere) dioda ini memiliki 4 buah kaki yang berisi simbul +, -, dan 2 buah simbol ~.1 kaki yang berisi gambar ~ dihubungkan dengan travo yang berisi angka 12V, dan kaki yang bergambar ~ yang lainnya dihubungkan dengan travo yang berisi tanda 0. Kemudian kaki dioda yang bergambar + dihubungkan dengan kaki + capasitor, dan kaki dioda yang berisi gambar -, dihubungkan dengan kaki – kapasitor.

Kemudian kaki + capasitor dihubungkan dengan kaki input dari IC 7812 (IC ini berisi 3 kaki, untuk lebih jelasnya lihat data Sheet yang disediakan di akhir pembahasan ini), dan kaki – kapasitor dihubungkan dengan kaki Ground/- dari IC 7812.

Setelah itu kaki ke tiga dari IC 7812 yang merupakan kaki keuaran yang harus di hubungkan dengan kaki + kapasitor yang ke 2, dan Ground dari IC 7812 dihubungkan dengan kaki – dari kapasitor ke 2.

Setelah itu pada kaki + kapasitor ke  dipasangkan ke salah satu kaki resistor 1k ohm dan kaki yang satunga dari  resisitor ini dihubungkan pada kaki + dari LED, kemudian kaki – dari LED di hubungkan pada kaki – kapasitor ke 2.

Kemudian pada kaki + pada kapasitor ke 2 dipasangkan kabel yang berisi jepit buaya warna merah, dan pada kaki – kapasitor ke 2 dipasangkan kaber yang berisi jepit buaya warna hitam.

Dan yang terakhir adalah memasang kaber AC yang sudah berisi sekring pada travo. Cara pemasangannya sangat mudah yaitu memasangkan salah satu bagian kabel AC ke travo yang berisi tanda 220V dan bagian lain dari kabel AC dipasangkan pada travo yang bertandakan 0 di sebelah tanda 220V.

DAFTAR PUSTAKA

http://goscience-go.blogspot.com/2011/12/cara-membuat-catu-daya.html

http://aang-la.blogspot.com/2010/05/cara-membuat-catu-daya.html

http://duniaelektronika.blogspot.com/2007/09/catu-daya.html

http://alfredbudiono.blogspot.com/2010/11/i.html

http://mia-andilolo.blogspot.com/2011/10/catu-daya.html

http://www.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/2-240.pdf

http://wongwara.blogspot.com/2012/04/makalah-elektro.html

 

Di Balik Kisruhnya Rencana Kenaikan BBM


Keinginan pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang sedianya awal April kandas. Sidang Paripurna DPR, lembaga yang memberikan persetujuan, menolak untuk mencabut satu pasal penting dalam Undang-Undang APBN 2012. Pasal itu memuat larangan bagi pemerintah menaikkan harga BBM.

Hasil rapat hingga menjelang pagi di akhir minggu kemarin itu dikawal aksi mahasiswa bersama masyarakat di banyak kota. Mereka berunjuk rasa menolak kenaikan. Akhirnya, di Gedung DPR, diperoleh langkah kompromi. Satu klausul muncul: jika dalam enam bulan harga minyak mentah Indonesia (ICP) naik 15 persen dari harga patokan US$ 105 per barel, pemerintah dipersilakan menaikkan harga.

Kelahiran Ayat 6A dalam Pasal 7 itu menuai kekisruhan baru. Yakni, digugat ke Mahkamah Konstitusi lantaran dianggap ilegal, sebab bertentangan dengan pasal sebelumnya yang menyatakan tidak boleh ada kenaikan BBM. Prosedur kelahirannya juga ikut dipersoalkan.

Di luar itu, yang menarik dan seringkali menjadi pertanyaan, adalah sikap pemerintah dalam mengambil keputusan penting. Sepertinya tidak direncanakan dengan matang, dan cenderung sembrono. Kasus BBM bersubsidi ini dengan jelas memperlihatkan  hal itu.

Pertama, tampak pada pengumuman awal. Pemerintah seperti selalu disuarakan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo, ingin melakukan pembatasan BBM bersubsidi. Sejak Januari isu ini sudah ramai. Tapi yang resmi diusulkan justru kenaikan. Kebijakan yang ingin diambil sebagai respons atas kenaikan harga minyak mentah dan beban anggaran tidak konsisten.

Kedua, jeda respons kebijakan terkait situasi yang ada – dalam hal ini kenaikan harga minyak mentah -, biasa disebut inside lag, terlalu lama. Dari Desember (mungkin juga sebelumnya) sudah dikaji, tiga bulan kemudian baru diusulkan. Tragisnya, isu ini ‘digoreng’ oleh pemerintah, mungkin dengan maksud sosialiasi.

Apapun maksudnya, jelas menibulkan reaksi buruk. Penimbunan marak. Suara menentang, mengingat isu ini sangat seksi, terus terkonsolidasi sampai akhirnya memuncak. Pada situasi yang tidak menguntungkan itu, partai anggota koalisi pendukung pemerintah pun balik badan. Sejatinya kemungkinan ini sudah bisa diantisipasi oleh pemerintah, sehingga punya persiapan matang.

Ketiga, penjelasan yang tak lengkap. Kontroversi perhitungan angka subsidi mencuat dari milis ke milis, bahkan menjadi konsumsi media arus utama. Tak ada penjelasan detai dari pemerintah, yang kemudian memunculkan hembusan isu ada ‘sesuatu’ yang disembunyikan dalam perhitungan.

Ketika Departemen Energi mengklarifikasi lewat situs resminya, angka besaran subsidi dalam versi tersebut Rp 2.400 per liter atau totalnya Rp 96 triliun. Sementara yang diajukan oleh pemerintah Rp 104 triliun. Mungkin hitungan keduanya benar, namun perbedaan angka pada Departemen Energi dan Departemen Keuangan itu justru menambah amunisi penolakan, mengingat adanya informasi yang tidak simetrik atau setara antara pemerintah dengan publik. Di sini, soalnya adalah koordinasi.

Keempat,  ada respons panik dan berupaya ‘buang bola’ ke pihak lain. Ketua Fraksi Partai Demokrat, Jafar Hafsah melempar pernyataan bahwa Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, pernah mengusulkan kenaikan BBM Rp 2.000 per liter. Sikap ini tidak elegan, tak semestinya hasil rapat pimpinan tertinggi partai koalisi dengan Presiden sampai keluar.

Ini soal etika, yang akhirnya berbuah buruk. Kekisruhan makin menjadi-jadi. Golkar bereaksi dengan pernyataan menolak kenaikan BBM. Peran Ketua Fraksi Demokrat diambil alih Anas Urbaningrum, Ketua Umum. Jafar Hafsah sendiri disitirahatkan di luar ‘lapangan’.

Kelima, tampak argumen pemerintah untuk publik tentang rencana kenaikan BBM tidak matang. Suara pendukung kenaikan BBM seragam. Mereka hanya punya satu dalil, yaitu akibat kenaikan harga minyak mentah dunia, maka harga BBM subsidi harus naik. Tapi logika setelah itu, tidak begitu baik sampai ke masyarakat.

Boleh jadi pemerintah begitu percaya diri dengan usulannya, setelah ada kesepakatan dengan partai koalisi. Sehingga cenderung meremehkan daya serap masyarakat terhadap informasi yang berkembang. Semestinya ini suatu pelajaran berharga. Rakyat pun bisa jeli dan kritis.

Mungkin dalam kasus mirip ini kelak, tak salah juga jika sekadar mengingat pesan Jenderal Tsun Zu, ahli strategi perang dari China: Jika Anda jauh dari musuh, buatlah musuh percaya bahwa (posisi) Anda begitu dekat dengan mereka.

SUMBER

PENGEMBANGAN ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN


A.   KEMAJUAN TEKNOLOGI DAN EFEK SAMPINGNYA

 

Ilmu dan teknologi selalu berkembang. Banyak diantaranya yang digunakan untuk kesejahteran manusia. Dengan berkembangnya ilmu dan teknoligi juga memberikan kemudahan – kemudahan, diantaranya yaitu :

 

1.     Dalam bidang komunikasi: dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan telepon, televisi, radio, computer, semakin cepat informasi dapat di peroleh.

2.     Dalam bidang kesehatan: dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi, semakin banyak cara pengobatan yang semakin cepat.

 

Masih banyak lagi keuntungan yang dapat di peroleh manusia dengan adanya perkembangan teknologi, tetapi pada dasarnya tiap pengoprasian suatu penemuan baru, tiap inovasi tidak selalu disambut sengan gembira oleh sebagian lapisan masyarakat. Perlu ada tahapan – tahapan, yaitu : tahap pengrnalan, tahap penyesuaian diri terhadap penemuan baru, situasi baru; ini suatu hokum alam. Tahap penyesuaian atau adaptasibisa berjalan dengan cepat, bisa juga lambat, tergantung masing – masing orang. Jika akhirnya orang – orang sudah terbiasa, maka hal yang baru terrsebut dikatakan telah memasyarakat atau telah membudaya.

Perkembangan teknologi tidak hanya memberikan keuntungan saja pada manusia, tetapi ada faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya masalah dalam lingkungan.

Ada 2 masalah yang dianggap mengganggu stabilitas lingkungan, yaitu :

1.      Perusakan lingkungan : perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar, secara langsung  atau tidak langsung mengakibatkan rusaknya suatu lingkungan. Misalnya : Penebangan hutan secara besar – besaran tanpa menanam tanaman  baru yang nantinya akan menyebakan banjir, penggalian tanah atau batu – batu tanpa melihat keadaan sekitarnya yang nantinya akan menyebabkan terjadi bencana tanah longsor. Perburuan hewan tanpa memperhatikan peraturan – [eraturan yang berlaku atau sudah di tetapkan yang nantinya akan menyebabkan punahnya hewan –hewan yang diburu tersebut.

2.      Pencemaran lingkungan : Masuk atau dimasukannya makhluk hhidup, zat, energi atau komponen lain kedalam suatu lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam yang mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan, sehingga tidak dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Proses alam juga dapat menyebabkan tercemarnya suatu lingkungan, misalanya hujan abu atau bau belarang yang di keluarkan dari letusan gunung berapi.

Bentuk – bentuk pencemaran dapat di kategorikan menjadi 3, yaitu :

  • Pncemaran udara : pencemaran ini kurang lebih di cemarkan olrh limbah/buangan dari sampah rumah tangga, pabrik, pembakaran sampah, alat –alat transportasi yang menggunakan mesin. Pencemaran ini dapat berupa pencemaran gas CO2, CO, SO2, NH3, H2S, partikel – partikel jelaga panas.
  • Pencemaran air : pencemaran ini disebabkan oleh limbah pabrik dan limbah rumah tangga, sisa – sisa pestisida, hujan asam ( air hujan yang mengandung SO2, NOX ), kotoran –kotoran yang dibuang di sungai.
  • Pencemaran Tanah : pencemaran ini disebabkan oleh air yang sudah tercemar, oleh limbah dan sampah pabrik, dan rumah tangga, buangan dari sisa –sisa pembongkaran bangunan.

 

 

B.   PEMBANGUNAN YANG TERLANJUTKAN

 

 

Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang terlanjutkan, yaitu :

1.      Terpeliharanya proses ekologi yang essensial

2.      tersedianya sumber daya yang cukup

3.      lingkungan social budaya dan ekonomi yang sesuai

 

ketiga faktor tersebut tidak saja mengalami dampak dari pembangunan, tetapi juga mempunyai dampak terhadap pembangunan.

 

Proses Ekologi

 

Energi yang digunakan untuk proses ekologi di dapatkan dari matahari. Jika terjadi kerusakan pada proses ekologi akan membahayakan kehidupan di bumi. Disini akan di uraikan beberapa proses yang terpenting dalam suatu ekologi :

 

b.      Fotosintesis

Fotosintesis yaitu proses esensial untuk menjaga kelangsungan hidup di bumi. Biasanya dilakukan oleh tumbunhan hijau. Pada proses ini energi matahari diubah menjadi energi kima yang terkandung dalam bahan organic tumbuhan. Energi inilah yang di pakai untuk kehidupan makhluk hidup lain yang tidak dapat melakukan fotosintesis.

b.      Penambatan Nitrogen

Nitrogen (N). udara mengandung kira – kira 80% nitrogen. Tetapi gas nitrogen yang banyak tersebut tidak berguna bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup lain. Untunglah ada makhluk hidup yang dapat menambat nitrogen tersebut di bumi ini. Makhluk hidup penambat nitrogen udaara yang hidup bebas berupa bakteri dan ganggang biru-hijau. Penambatan nitrogen udara mempunyai peranan yang terpentingdalam menjaga kesuburan tanah dan perairan.hutan dan padan rumput bisa kering dan mati tanpa makhluk hidup penambat nitrogen udara.

b.      Pengendalian Populasi

Di ala mini ada hewan pemakan tumbuhan ( herbivore ) dan ada hewan pemakan daging ( Karnivora ). Hewan yang memakan disebut pemangsa, dan hewan yang  dimakan disebut mangsa. Pemangsa ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Begitu pun mangsa ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Pemangsa yang menguntungkan yaitu pemangsa yang memakan mangsa yang merugikan. Tetapi menguntungkan atau merugikan itu tidak bersifat mutlak,tapi tergantung pada waktu tertentu.jika populasi mangsa menigkat, perseediaan makanan untuk pemangsa pun harus menigkat. Jadi kenaikan mangsa tadi secara otomatis akan memicu kenaikan pemangsa. Dengan bertambahnya pemangsa, beberapa waktu kemudian mangsa akan berkurang jumlahnya, dan dengan berkurangnya makanan pemangsa maka akan mengakibatkan jumlah pemangsa berkurang juga. Sehingga populasi magsa dan pemangsa tersebut saling mengendalikan.

b.      Penyerbukan

Pada penyerbukan suatu tepung sari dengan satu atau lain cara menempel pada kepala putik bunga. Setelah terjadi penyerbukan, tepung sari membuahi sel telur yang ada dalam bakal buah. Setelah pembuahan, bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Penyerbukan dapat terjadi secara alamiah,oleh angina, arus air, serangga, burung, kupu- kupu dan hewan lain. Jika populasi hewan penyerbuk tadi menurun akan mengganggu produksi banyak jenis buah. Untuk itu kita harus menjaga agar peristiwa penyerbukan tidak terganggu.

 

 

Tersedianya Sunber Daya Yang Cukup

 

Usaha menaikkan efisiensi penggunaan sumberdaya sangat penting dengan makin langkanya persediaan sumber daya relative terhadap kebutuhan. Kenaikan kebutuhan ini dapat disebabkan karena danya kenaikan jumlah penduduk, maupun karena kenaikan permintaan perorang. Usaha menaikan seefisiensi penggunaan sumberdaya penting bagi sumberdaya takperbarui maupun sumberdaya terperbarui. Usaha itu penting dari dua segi.

Pertama, untuk sumberdaya terbarui kenaikan intensitas eksploitasi mempertinggi resiko kerusakan sumbersaya. Kerusakan itu akan membuat sumberdaya menjadi takterbarui, kecuali dengan biaya yang tinggi. Bagi sunberdaya yang tak terbarui, kenaikan intensitas eksploitasi akan mempercepat penyusutan sumberdaya. Artinya sumberdaya tersebut akan cepat habis.

Kedua, jika sumberdaya digunakan dalam jumlah yang besar, akibatnya akan memperbesar pula masalah pencemaran. Usaha daur ulang mempunyai efek mengurangi resiko pencemaran dan penyusutan sumberdaya.

 

 

Lingkungan Sosial-Budaya dan Ekonomi yang sesuai

 

Lingkungan social-budaya dan ekonomi sangatlah penting bagi kesinambungan pembangunan yang terkelanjutan. Beberapa hal yang penting disini yaitu :

 

a.      Pemerataan pembangunan

Pemerataan merupakan unsure penting dalam pemabangunan. Tetapi dalam kenyataanya masih terdapat kesenjangan antara golongan yang kaya dan yang miskin, antara desa dan kota. Memang kesenjangan selalu ada dalam suatu masyarakat. Masyarakat pun dapat menerima kesenjangan dalam batas tertentu. Tetapi, kesenjangan itu tidak boleh terlalu kecil, agar dapat mempunyai efek memacu kerja, dan tidak boleh terlalu besar, agar tidak menimbulkan kesalahan di masyarakat.

b.      Persaingan

Persaingan dapat terjadi jika sumberdaya yang digunakan oleh kelompok individu menjadi langka relative terhadap kebutuhan masing – masing individu.

c.         Masyarakat terasing

Masyarakat terasing yaitu masyarakat yang hidup terpisah dari masyarakat umum dan mempunyai gaya hidup dan nilai kebudayaan yang berbeda dari masyarakat umum.

 

 

 

C.   MUTU LINGKUNGAN HIDUP

 

Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Bicara mengenai lingkungan pada dasarnya adalah berbicara mengenai mutu lingkungan. Namun dalam hal itu apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidaklah jelas, karena tidak diuraikan secara eksplisit. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan, misalnya pencemaran, erosi, dan banjir. Dengan kata lain mutu lingkungan itu diuraikan secara negative, yaitu apa yang tidak kita kehendaki, seperti air tercemar. Agar kita dapat mengelola lingkungan dengan baik, kita tidak saja perlu mengetahui apa yang tidak kita kehendaki, melainkan juga apa yang kita kehendaki. Dengan demikian kita dapat mengetahui kearah mana lingkungan itu ingin kita kembangkan untuk mendapatkan mutu yang kita kehendaki.

 

 

D.   KESEHATAN LINGKUNGAN

 

Keadaan lingkungan sangatlah besar pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Di dalam lingkungan yang sesuai, penyebab penyakit dapat dipelihara dan ditularkan dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia, dari manusia ke hewan. Di dalam alam yang ditempati manusia dan hewan, selalu ada penyebab penyakit manusia dan hewan, karena pada setiap saat ada manusia atau hewan yang sakit dan mengeluarkan penyebab penyakit dari badannya.

 

Penularan penyakit melelui air

 

Air mutlak untuk suatu kehidupan. Tetapi jika kualitas air tidak diperhatikan maka air dapat menjasi sumber penyebab penyakit. Air dapat mengandung zat – zat kima yang berbahaya untuk kehidupan, bila terdapat pencemaran dengan berbagai sumber alam maupun sumber buatan manusia.

 

Penularan penyakit melalui udara

 

Penyakit dapat ditularkan dengan menghirup penyebab penyakit dalam pernafasan. Penyakit influenza dan tuberculosis adalah contoh – contoh yang infeksinya melalui udara. Pencemaran udara dengan berbagai bahan kimia dapat menyebabkan kerusakan langsung pada paru –paru. Selain itu dapat pula menyebabkan iritasi pada paru – paru sehingga lebih mudah terserang oleh penyakit infeksi skunder seperti TBC. Selain itu bahan – bahan kimia ini banyak disuga sebagai penyebab kanker paru – paru misalnya exhaust fume kendaraan bermotor

 

Penularan penyakit melalui tanah

 

Air tanah banyak mengandung penyebab penyakit,terutama jika tercemar oleh kotoran manusia dan hewan, baik secara sengaja maupun tak sengaja. Penyakit tetanus dapat terjadi jika luka terkena tanah, terutama jika tanah tercemar oleh kotoran hewan atau manusia, yang mengandung penyebabnya yakni Clostridiumtetani. Di dalam tanah juga banyak ditemukan bentuk – bentuk infektif berbagai parasit. Cacing –cacing perut yang penyebarannya melalui tanah, telurnya di keluarkan dengan tinja. Jika sampai di tanah, telur –telur itu berubah bentuk menjadi infektifyang sudah siap untuk tumbuh di dalam badan manusia. Cara penuaran dapat terjadi jika telur – telur yang masak ini tertelan karena makanan tercemar oleh tanah yang mengandung telur tadi atau memakai tangan yang kotor.

 

 

E.   KESADARAN LINGKUNGAN

 

Tujuan peningkatan kesadaran lingkungan ialah, memasyarakatkan lingkungan hidup, jadi bukan sekedar menanamkan pengertian masyarakat kepada permasalahannya saja. Tetapi terutama membangkitkan partisipasi untuk ikut memelihara kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Yang diperlukan adala masyarakat yang aktif mengawasi lingkungan hidup, di samping menjaga lingkungan sendiri secara langsung.

Peningkatan kesadaran sebagaimana juga semua usaha yang menyangkut lingkungan hidup harus berpacu dengan waktu sebab peruskan – perusakan masih terus berlajut dan menigkat. Karena daya terbatas dan sarana yang khusus ini tidak ada, usaha dilakukan melalui sarana informasi yang telah ada dan terutama diarahkan kepada lembaga – lembaga dan kelompok – kelompok masyarakat yang strategis.

Usaha penigkatan kesadaran ini baru dimulai dan masih menghadapi berbagai kendala, umpamanya untuk mencapai petani miskin yang sering merusak lingkungan karena keadaan ekonominya. Dengan identifikasi sasaran dan saluran yanglebih tepat di kalangan masyarakat, diharapkan bahwa usaha selanjutnya akan mampu menimbulkan proses penjalaran informasi yang cepat.

 

 

F.      HUBUNGAN LINGKUNGAN DENGAN PEMBANGUNAN

 

Karena penigkatan usaha pembangunan maka akan terjadi pula peningkatan penggunaan sumberdaya untuk menyokong pembangunan dan timbulnya permasalahan – permasalahan dan lingkungan hidup manusia. Dalam pembangunan, sumberdaya alam merupakan komponen yang penting dimana sumbersaya ala mini memberikan kebutuhan azasi bagi kehidupan. Dalam pembangunan sumber alam tadi, hendaknya keseimbangan ekosistem tetap terpelihara. Seringkali karena menigkatnya kebutuhan akan hasil proyek pembangunan, keseimbanganini bisa terganggu, yang kadang – kadang bisa membahayakan kehidupan umat manusia. Proses pembangunan mempunyai akibat – akibat yang lebih luas terhadaplingkungan hidup manusia, baik akibat langsun maupun akibat sampiingan seperti pengurangan sumber kekayaan alam secara kuantitatif dan kualitatif, pencemaran biologis, pencemaran kimiawi, gangguan fisik dan gangguan sosial – budaya

 

 

G.     PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP OLEH PROSES PEMBANGUNAN

 

Sebagaimana diarahkan dalam GBHN tahun 1988, pembangunan industri merupakan bagian darai pembangunan ekonomi jangka panjang untuk mencapai struktur ekonomi yang semakin seimbang dan sector industri yang semakin majudan di dukung oleh sector pertanian yang tangguh. Selanjutnya di gariskan pula bahwa proses industrialisasi harus mampu mendorong berkembangnya industri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi, pencipta lapangan kerja baru, sumber peningkatan ekspor dan penghematan devisa, penunjang pembangunan daerah, penunjang pembangunan sector – sector lainnya sekaligus sebagai wahana pengembangan dan penguasaan teknologi.

Industrialisasi merupakan pilihan bagi bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh terbatasnya lahan pertanian. Industrialisasi merupakan jawaban terhindarnya tekanan penduduk terhadap lahan pertanian. Yang perlu mendapat perhatian ialah bahwa industri merupakan salah satu sector pembangunan yang sangat potensial untuk merusak dan mencemari lingkungan. Apabila hal ini tidak mendapat perhatian yang serius maka ada kesan bahwa antara industri dan lingkungan hidup tidak berjalan seiring, dalam arti semakin maju industri akan semakin merusak lingkungan hidup tersebut.

Kegiatan pembangunan industri menimbulkan dampak – dampak negative diantaranya :

1.      pandangan yang kurang menyenagkan pada wilayah industri

2.      penurunan nilai tanah di sekitar industri bagi pemukiman

3.      timbul kebisingan oleh pengoprasian peralatan

4.      bahan – bahan buangan yang dikeluarkan industri dapat mengganggu atau mengotori udara, air dan tanah

5.      perpindahan penduduk yang dapat menimbulkan dampak sosisal

6.      hasil produksi industri dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat

7.      timbulnya kecemburuan social

dampak tersebut sudah akan terjadi sejak perencanaan atau eksplorasi suatu industri, dan dapat terus berlanjut pada tahapan konstruksi maupun oprasinya. Oleh karena itu pembangunan industri terutama pada awal perencanaan harus sudah memperhatikan faktor lingkungan, kita harus berprinsip mencegah lebih baik dari pada mengobati.

contoh video:

 

Sumber:

http://kecoa-coklat.blogspot.com/2010/11/ilmu-teknologi-dan-pengetahuan.html

http://noorakbar.blogspot.com/2010/11/pengembangan-ilmu-teknologi-dan.html

http://youtube.com

Santoso Budi, 1999, “Ilmu Lingkungan Industri”, Universitas Gunadarma, Jakarta.

PENGOLAHAN AIR LIMBAH


A.    JENIS PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : pengolahan secara fisik, kimiawi dan biologi.

1.      Pengolahan secara fisik

Pengolahan secara fisik tidak dapat di terapkan untuk berbagai pengolahan limbah. Dalam pengolahan limbah secara fisik, polutan akan di pisahkan dengan cara di endapkan. Hasil yang dicapai sangant terbatas dan memerlukan waktu yang cukup lama.

2.      Pengolahan secara kimiawi

Pengolahan limbah secara kimiawi dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia kedalam air limbah. Dalam hal ini yang sangat penting adalah menentukan jenis bahan-bahan kimia yang diperlukan. Dalam pengolahan limbah secara kimiawi, waktu dan area yang di perlukan jauh lebih kecil dibandingkan pengolahan limbah secara fisik dan biologi. Air limbah yang mengandung zat-zat kimia termasuk logam berat, sangat tepat bila pengolahan limbah dilakukan secara kimiawi.

3.      Pengolahan secara biologi

Pengolahan limbah secara biologi terutama memanfaatkan kerja mikroorganisme. Dalam pengolahan limbah secara biologi, polutan yang degradabel yang segera dapat dihilangkan. Polutan yang degradabel merupakan makanan bagi bakteri, sehingga dalam waktu singkat bakteri akan berkembangbiak dan menghabiskan makanan yang ada didalam air limbah. Proses penghancuran polutan secara biologi dapat dipercepat dengan memacu pertumbuhan bakteri.

Bakteri akan tumbuh dan berkembang dengan pesat, apabila kondisi yang sesuai bagi kehidupan bakteri terpenuhi. Kondisi yang sesuai antara lain adalah pH air limbah sekitar 7, dan suhu air limbah sekitar 350 C.

Pengolahan limbah secara biologi sangat baik, tetapi memerlukan waktu yang lama dan area yang luas.

B.     SUMBER AIR LIMBAH
Limbah Industri

Potensi industri telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui barang produk dan jasa yang dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius. Buangan air limbah industri mengakibatkan timbulnya pencemaran air sungai yang dapat merugikan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai, seperti berkurangnya hasil produksi pertanian, menurunnya hasil tambak, maupun berkurangnya pemanfaatan air sungai oleh penduduk.
Seiring dengan makin tingginya kepedulian akan kelestarian sungai dan kepentingan menjaga keberlanjutan lingkungan dan dunia usaha maka muncul upaya industri untuk melakukan pengelolaan air limbah industrinya melalui perencanaan proses produksi yang effisien sehingga mampu meminimalkan limbah buangan industri dan upaya pengendalian pencemaran air limbah industrinya melalui penerapan installasi pengolahan air limbah. Bagi Industri yang terbiasa dengan memaksimalkan profit dan mengabaikan usaha pengelolaan limbah agaknya bertentangan dengan akal sehat mereka, karena mereka beranggapan bahwa menerapkan instalasi pengolahan air limbah berarti harus mengeluarkan biaya pembangunan dan biaya operasional yang mahal. Di pihak lain timbul ketidakpercayaan masyarakat bahwa industri akan dan mampu melakukan pengelolaan limbah dengan sukarela mengingat banyaknya perusahaan industry yang dibangun di sepanjang aliran sungai, dan membuang air limbahnya tanpa pengolahan. Sikap perusahaan yang hanya berorientasi “Profit motive” dan lemahnya penegakan peraturan terhadap pelanggaran pencemaran ini berakibat timbulnya beberapa kasus pencemaran oleh industry dan tuntutan-tuntutan masyarakat sekitar industry hingga perusahaan harus mengganti kerugian kepada masyarakat yang terkena dampak.
Latar belakang yang menyebabkan terjadinya permasalahan pencemaran tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
(1) Upaya pengelolaan lingkungan yang ditujukan untuk mencegah dan atau memperkecil dampak negatif yang dapat timbul dari kegiatan produksi dan jasa di berbagai sektor industri belum berjalan secara terencana.
(2) Biaya pengolahan dan pembuangan limbah semakin mahal dan dana pembangunan, pemeliharaan fasilitas bangunan air limbah yang terbatas, menyebabkan perusahaan enggan menginvestasikan dananya untuk pencegahan kerusakan lingkungan, dan anggapan bahwa biaya untuk membuat unit IPAL merupakan beban biaya yang besar yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.
(3) Tingkat pencemaran baik kualitas maupun kuantitas semakin meningkat, akibat perkembangan penduduk dan ekonomi, termasuk industri di sepanjang sungai yang tidak melakukan pengelolaan air limbah industrinya secara optimal.
(4) Perilaku sosial masyarakat dalam hubungan dengan industri memandang bahwa sumber pencemaran di sungai adalah berasal dari buangan industri, akibatnya isu lingkungan sering dijadikan sumber konflik untuk melakukan tuntutan kepada industri berupa perbaikan lingkungan, pengendalian pencemaran, pengadaan sarana dan prasarana yang rusak akibat kegiatan industri.
(5) Adanya Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air nomor: 82 Tahun 2001, meliputi standar lingkungan, ambang batas pencemaran yang diperbolehkan, izin pembuangan limbah cair, penetapan sanksi administrasi maupun pidana belum dapat menggugah industri untuk melakukan pengelolaan air limbah.

C.    SIFAT AIR LIMBAH

Limbah cair memiliki 2 karakteristik yaitu karakteristik fisik dan kimia.

Adapaun karakter fisiknya antara lain :

  1. 1. Padatan : pada limbah cair terdapat padatan organic dan nonorganik yang mengendap dan tersuspensi sehingga bisa mengendap dan menyebabkan pendangkalan.
  2. 2. Kekeruhan : kekeruhan menunjukkan sifat optis di dalam air karena terganggunya cahaya matahari saat masuk ke dalam air akibat adanya koloid dan suspensi
  3. 3. Bau : bau dikarenakan karena adanya mikroorganisme yang menguraikan bahan organic.
  4. 4. Suhu : limbah cair memiliki suhu yang berbeda dibandingkan dengan air biasa, biasanya suhunya lebih tinggi karena adanya proses pembusukan

Sedangkan karakter kimia dari limbah cair yaitu :

  1. 1. Keasaman : keasaman limbah cair dipengaruhi oleh adanya bahan buangan yang bersifat asam atau basa. Agar limbah tidak berbahaya, maka limbah diupayakan untuk memiliki pH netral.
  2. 2. Logam berat beracun : Cadmium dari industri tekstil, merkuri dari pabrik cat, raksa dari industri perhiasan dan jenis logam berat yang lainnya.
  3. 3. Nitrogen : umumnya terdapat sebagai bahan organic dan diubah menjadi ammonia oleh bakteri sehingga menghasilkan bau busuk dan bisa menyebabkan permukaan air menjadi pekat sehingga tidak bisa ditembus cahaya matahari.
  4. 4. Fenol : salah satu bahan organic yang berasal dari industri tekstil, kertas, minyak dan batubara sehingga menyebabkan keracunan.
  5. 5. BOD : kebutuhan oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organic yang ada di dalam air.
  6. 6. COD : kebutuhan oksigen yang diperlukan mikroba untuk menghancurkan bahan organik

D.    LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Langkah-langkah Pengolahan Air Limbah

Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik (rumah tangga) maupun industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah. Sebagai contoh, mari kita lihat Kota Jakarta. Jakarta merupakan sebuah ibukota yang amat padat sehingga letak septic tank, cubluk (balong), dan pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air tanah. Terdapat sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa 285 sampel dari 636 titik sampel sumber air tanah telah tercemar oleh bakteri coli. Secara kimiawi, 75% dari sumber tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum yang parameternya dinilai dari unsur nitrat, nitrit, besi, dan mangan.

Trickling filter. Sebuah trickling filter bed yang menggunakan plastic media.
Bagaimana dengan air limbah industri? Dalam kegiatan industri, air limbah akan mengandung zat-zat/kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif, produk terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, blowdown beberapa peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta sanitary wastes. Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe pollution prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan peencemar sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.
Parameter Konsentrasi (mg/L)
COD 100 – 300
BOD 50 – 150
Minyak nabati 5 – 10
Minyak mineral 10 – 50
Zat padat tersuspensi (TSS) 200 – 400
pH 6.0 – 9.0
Temperatur 38 – 40 [oC]
Ammonia bebas (NH3) 1.0 – 5.0
Nitrat (NO3-N) 20 – 30
Senyawa aktif biru metilen 5.0 – 10
Sulfida (H2S) 0.05 – 0.1
Fenol 0.5 – 1.0
Sianida (CN) 0.05 – 0.5
Batasan Air Limbah untuk Industri
Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995
Namun walaupun begitu, masalah air limbah tidak sesederhana yang dibayangkan karena pengolahan air limbah memerlukan biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak sedikit. Untuk itu, pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari perencanaan yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat.
Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas yang digunakan. Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter organik, karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik merupakan ukuran jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri dari total organic carbon (TOC), chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen demand (BOD), minyak dan lemak (O&G), dan total petrolum hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam air limbah dapat dilihat dari parameter total suspended solids (TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan potensial reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa organik atau inorganik.

Dibawah ini adalah contoh pengolahan air limbah yang sangat aman bagi lingkungan hidup.

SUMBER :

Santoso Budi, 1999, “Ilmu Lingkungan Industri”, Universitas Gunadarma, Jakarta.

http://assidiqichywt.blogspot.com/2010/12/sumber-air-limbah.html

http://www.akacn.ac.id/Artikel/Karakteristik%20Fisik%20dan%20Kimia%20Limbah%20Cair.html

http://danang-dancil.blogspot.com/2011/01/langkah-langkah-pengolahan-air-limbah.html

http://youtube.com

 

BAKU MUTU LINGKUNGAN


PENGERTIAN

Ada banyak pendapat yang sering terjadi di masyarakat, misalnya seseorang mengatakan bahwa sungai telah tercemar, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa sungai tersebut masih baik. Untuk mengatasi perbedaan pendapat yang sering terjadi, dan supay seseorang tidak memandang sesuatu dari sudut kepentingannya sendiri, maka perlu adanya tolak ukur yang dapat digunakan bersama. Diantaranya yaitu untuk mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar dipakai baku mutu lingkunagan.

Kemampuan lingkungan sering diistilahkan dengan daya dukung lingkungan, daya toleransi daan daya tenggang, atau istilah asingnya disebut carrying capcity. Sehubungan dengan baku mutu lingkungan, ada istilah nilai ambang batas yang merupakan batas-batas daya dukung, daya tenggang dan daya toleransi atau kemampuan lingkungan. Nilai ambang batas tertinggi dan terendah dari kandungan zat-zat, makhluk hidup atau komponen-komponen lain dalam setiap interaksi yang berkenaan dengan lingkungan khususnya yang mempengaruhi mutu lingkungan. Jadi jika terjadi kondisi lingkungan yang telah melebihi nilai ambang batas ( batas maksimum dan minimum ) yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan maka dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut telah tercemar.

BAKU MUTU AIR DAN LIMBAH CAIR

Kriteria mutu air diterapkan untuk menentukan kebijaksanaan perlindungan sumber daya air jangka panjang, sedangkan kriteria air di indonesia ditetapkan berdassarkan pemanfaatan sumber-sumber air tersebut dan mutu yang disyaratkan. Baku mutu air limbah dipergunakan untuk perencanaan, [erizinan, dan pengawasan mutu air limbah dan berbagai sektor seperti pertambangan dan lain-lain. Kriteria kualitas baku mutu air limbah ditetapkan berdasarkan karakteristik suatu sumber air penampungan tersebut dan pemanfaatannya.

BAKU MUTU UDARA

Baku mutu udara ambien dan emisi limbah gas yang dibuang ke udara harus mencantumkan secara jelas dalam ijin pembuangan gas. Semua kegiatan yang membuang limbah gas ke udara ditetapka mutu emisinya dengan pengertian :

  • Mutu emisi dari limbah gas yang dibuang ke udara tidak melampaui baku mutu udara emisi yang telah ditetapkan.
  • Tidak menyebabkan turunnya kualitas udara.

 

klik DISINI untuk melihat powerpoint nya.

SUMBER :

http://noorakbar.blogspot.com/2010/11/baku-mutu-lingkungan.html

http://id.wikipedia.org

http://youtube.com

KEPENDUDUKAN


A. LANDASAN

1. Falsafah

Sejak dulu,masalah penduduk sudah menjadi perhatian manusia. Para negarawan maupun kelompok ahli sudah sering memperbincangkan tentang besarnya jumlah penduduk yang seimbang berdasarkan pertimbangan politik, militer dan faktor sosial ekonomi. Robert Malthus pada abad 18 dengan teorinya, pada dasarnya menyatakan bahwa penduduk yang banyak merupakan penyebeb kemiskinan, karena laju pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur yang tak akan pernah terkejar oleh pertambahan makanan dan pakaian yang hanya mengikuti deret hitung.Teori Malthus ini dasarnya beranjak dari dua gagasan utama:

  • Manusia selalu memerlukan sandang pangan untuk hidupnya dan
  • Nafsu seksual antara dua jenis kelamin akan selalu ada dan tidak pernah berubah sifatnya.

Ketidakseimbangan pertambahan penduduk dengan pertambahan produksi pangan ini sangat mempengaruhi keadaan lingkungan hidup, dimana lingkungan hidup diperas dan dikuras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akibatnya lingkungan hidup makin rusak dan berkurang kemampuan atupun produktivitasnya. Pertambahan penduduk seperti yang kita alami sekarang menimbulkan banyak masalah kependudukan, tidak hanya kekuranagan makan pada sebagian besar penduduk, tetapi juga kekurangan kesempatan kerja, sekolah, kekurangan tempat tinggal, kekurangan air dan berbagai macam akses lainnya.

2. Konsep

Dalam arti luas, populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau menduduki tempat tertentu, misalnya pohon jati yang terdapat di dalam suatu hutan atau babi hutan yang menempati hutan tersebut. Kadang-kadang populasi tidak hanya dikenakan kepada makhluk hidup, juga benda-benda sejenisnya.

Dalam rangka mempelajari penduduk, kita dapat mengadakan pendekatan secara demografi, yaitu mengenai jumlahnya, mengenai ciri-cirinya seperti umur dan jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan dan pekerjaan, serta distribusi tempat tinggalnya. Perubahan jumlah, ciri serta distribusi tersebut dapat disebabkan karena adanya perubahan kelahiran(fertilitas), kematian(mortalitas), dan perpindahan penduduk(migrasi). Pengetahuan demografi diperoleh dari informasi yang dikumpulkan melalui sensus, registrasi vital dan survei penduduk. Informasi ini meliputi jumlah dan arah pertumbuhannya, kualitas penduduk, penyebaran penduduk dan migrasi penduduk.

Di samping memuat data nyata, penduduk merupakan media dinamik tentang tingkah laku masyarakat yang perlu mendapat penelitian dan penafsiran secara sosiologi. Oleh karena itu untuk mendapat penafsiran yang benar, seringkali gejala-gejala demografi harus diteropong pula dari berbagai-bagai ilmu, geografi, biologi, ekonomi dan lainnya. Peneropongan dari berbagai ilmu ini merupakan cakupan dari ilmu kependudukan

3. Permasalahan

Masalah ialah sesuatu yang tidak normal, yang meyimpang dari kebiasaan, atau yang menyimpang dari harapan, oleh karena itu harus dicari cara penyelesaiannya untuk mengatasinya. Kecepatan pertambahan penduduk Indonesia sebesar 2,3 persen per tahun bisa dianggap bukan merupakan masalah jika kita tidak diketahui kondisi demografis lainnya. Misalnya, dengan jumlah penduduk sebesar 147juta jiwa pada tahun 1980 dan pertumbuhan sebesar 2,3 persen, maka jumlah tersebut akan menjadi mendekati 300juta jiwa pada tahun 2010.

Dalam rangka usaha pemecahan masalah-masalah kependudukan di Indonesia ada beberapa pendekatan yang kita pertimbangkan :

  • Pendekatan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah-masalah atau fenomena kependudukan yang kita rasakan sebagai gangguan baik dalam kaitannya dengan segi-segi kehidupan ideologi, politis, ekonomis, sosial budaya, hankam maupun segi-segi kehidupan dalam kaitannya dengan penggunaan sumber-sumber alam dan lingkungan hidup.
  • Pendekatan untuk mempengaruhi subsistem-subsistem fertilitas, mortalitas, dan mobilitas. Pendekatan ini langsung tertuju pada sebab-sebab yang pokok, pendekatan ini bersifat kausal. Sistem fertilitas secara langsung adalah pelayanan keluarga berencana, mortalitas dapat dipengaruhi dengan program-program kesehatan dan mobilitas dapt dipengaruhi dengan program transmigrasi dan pembangunan daerah.
  • Pendekatan sistematis dan kausal yang dilaksanakan secara bersama-sama berdasarkan dimensi pendekatan inilah kita perlu menciptakan suatu karakteristik penduduk yang kita kehendaki. Dalam rangka ini kita perlu mengidentifikasikan sampai berapa rendah tingkat fertilitas dan mortalitas akan kita turunkan, dan berapa perbedaan yang kita kehendaki antara tingkat fertilitas dan tingkat mortalitas.

4. Kebijaksanaan Kependudukan

Kebijaksanaan kependudukan merupakan gejala yang relatif baru. Kebijaksanaan itu meliputi penyediaan lapangan kerja untuk penduduk yang menghendakinya, memberikan kesempatan pendidikan, meningkatkan kesehatan serta usaha-usaha menambah kesejahteraan penduduk lainnya.

5. Sumber Kebijaksanaan

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) arah pembangunan jangka panjang tertuju pada pembinaan masyarakat maju, adil dam makmur berdasarkan pancasila. Selanjutnya secara terperinci mengenai kebijaksanaan kependudukan dinyatakan dalam GBHN sebagai berikut :

  • Kebijaksanaan kependudukan yang menyeluruh dan terpadu perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan serta diarahkan untuk menunjang peningkatan taraf hidup, kesejahteraan dan kecerdasan bangsa.
  • Pelaksanaan kebijaksanaan dan program-program kependudukan yang meliputi antara lain pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian anak-anak, perpanjangan harapan hidup, penyebaran hidup dan tenaga kerja.
  • Program keluarga berencana bertujuan ganda, ialah untuk meningkatkan kesejahteraan dan anak serta mewujudkan keluarga kecil , bahagia dan sejahtera.
  • Kebijaksanaan kependudukan yang menyeluruh dan terpadu perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan serta diarahkan untuk menunjang peningkatan taraf hidup, kesejahteraan dan kecerdasan bangsa.
  • Jumlah peserta keluarga berencana perlu makin ditingkatkan atas dasar kesadaran dan secara sukarela dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  • Penanganan dan pendidikan mengenai masalah kependudukan bagi seluruh lapisan masyarakat baik wanita maupun pria, terutama generasi muda.

B. PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN

PENDAHULUAN

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua

  1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
  2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.

Semua orang yang mendiami wilayah Indonesia disebut penduduk Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk yang diadakan setiap 10 tahun sekali, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia sebagai berikut :

  1. Tahun 1961 = 97,1 juta jiwa
  2. Tahun 1971 = 119,2 juta jiwa
  3. Tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
  4. Tahun 1990 = 179.321.641 juta jiwa
  5. Tahun 2004 = 238.452 juta jiwa

Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan data kependudukan. Jumlah pendudukditentukan oleh :

  • Angka kelahiran;
  • Angka kematian;
  • Perpindahan penduduk, yang meliputi :
  1. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
  2. Reurbanisasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke desa.
  3. Emgrasi, yaitu perpindahan penduduk ke luar negeri.
  4. Imigrasi, yaitu perpindahian penduduk dari luar negeri ke dalamnegeri.
  5. Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke negara asal.
  6. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu pulau kepulau lain dalam satu negara.

Perubahan Paradigma Masyarakat Dalam Memandang Fungsi Lingkungan Pemukiman

Tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali telah mengakibatkan munculnya kawasan-kawasan permukiman kumuh dan squatter (permukiman liar). Untuk mencapai upaya penanganan yang berkelanjutan tersebut, diperlukan penajaman tentang kriteria permukiman kumuh dan squatter dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat serta lingkungannya. Pemahaman yang komprehensif kriteria tersebut akan memudahkan perumusan kebijakan penanganan serta penentuan indikator keberhasilannya.

Rumah pada hakekatnya merupakan kebutuhan dasar (basic needs) manusia selain sandang dan pangan, juga pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu maka dalam upaya penyediaan perumahan lengkap dengan sarana dan prasarana permukimannya, semestinya tidak sekedar untuk mencapai target secara kuantitatif (baca: banyaknya rumah yang tersedia), semata-mata, melainkan harus dibarengi pula dengan pencapaian sasaran secara kualitatif (baca: mutu dan kualitas rumah sebagai hunian), karena berkaitan langsung dengan harkat dan martabat manusia selaku pemakai. Artinya bahwa pemenuhan kebutuhan akan perumahan dan permukiman yang layak, akan dapat meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Bahkan di dalam masyarakat Indonesia perumahan merupakan pencerminan dan pengejawatahan dari diri pribadi manusia, baik secara perorangan maupun dalam satu kesatuan dan kebersamaan dalam lingkungan alamnya.

Ujung dari semua ledakan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan dengan segala dampka ikutannya seperti menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang ditelantarkan, serta hilangnya fungsi ruang terbuka. Dampak lonjakan populasi bagi lingkungan sebenarnya tidak sederhana. Persoalannya rumit mengingat persoalan terkait dengan manusia dan lingkungan hidup. Butuh kesadaran besar bagi tiap warga negara, khusunya pasangan yang baru menikah, untuk merencanakan jumlah anak.

klik disini untuk powerpoint.

SUMBER :

Santoso,Budi,1999,”Ilmu Lingkungan Industri”,UniversitasGunadarma, Jakarta Pusat

http://next-timexxxx.blogspot.com/2010/08/pertambahan-penduduk-dan-lingkungan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk

http://youtube.com

Ekologi dan Ilmu Lingkungan


EKOLOGI

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:

1.            Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.

2.            Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya.

3.            Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi)berfokus kepada Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim.

ILMU LINGKUNGAN

Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di dalamnya. Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh. Timbulnya kesadaran lingkungan sudah dimulai sejak lama, contohnya Plato pada 4 abad Sebelum Masehi telah mengamati kerusakan alam akibat perilaku manusia. Pada zaman modern, terbitnya buku Silent Spring tahun 1962 mulai menggugah kesadaran umat manusia.

Di Indonesia tulisan tentang masalah lingkungan hidup mulai muncul pada 1960-an. Sejak itu Indonesia terus aktif mengikuti pertemuan puncak yang membicarakan tentang lingkungan hidup secara global, yaitu Konferensi Stockholm pada 1972; Earth Summit di Rio de Janiero tahun 1992; dan WSSD di Johannesburg, tahun 2002. Ilmu lingkungan meliputi hubungan interaksi yang sangat kompleks sehingga untuk memudahkan mempelajarinya dilakukan berbagai pendekatan, antara lain: homeostasis, energi, kapasitas, simbiosis, sistem, dan model.

  1. 1.       Permasalahan Lingkungan Hidup

Permasalahan lingkungan hidup terdiri dari permasalahan lingkungan global dan sektoral. Contoh permasalahan lingkungan global adalah: pertumbuhan penduduk, penggunaan sumber daya alam yang tidak merata; perubahan cuaca global karena berbagai kasus pencemaran dan gaya hidup yang berlebihan; serta penurunan keanekaragaman hayati akibat perilaku manusia, yang kecepatannya meningkat luar biasa akhir-akhir ini. Contoh permasalahan lingkungan sektoral dibahas masalah lingkungan yang terjadi di Indonesia. Masalah tersebut terjadi pada berbagai ekosistem, seperti yang terjadi di kawasan pertanian, hutan, pesisir, laut, dan perkotaan.

Adapun usaha mengatasi permasalahan lingkungan dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan yang dibahas adalah cara ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, penegakan hukum, dan etika lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang menjadi sangat kompleks diperlukan berbagai upaya pendekatan sekaligus secara sinergis.

  1. 2.      Struktur Ekosistem

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, batasan dari ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Secara struktural ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik.

Komponen biotik ekosistem meliputi: sumber daya tumbuhan, sumber daya hewan, jasad renik, dan sumber daya manusia.

Komponen abiotik ekosistem meliputi: sumber daya tanah, sumber daya air, sumber daya energi fosil, udara, serta cuaca dan iklim.

Masing-masing komponen yang menjadi bagian dari ekosistem tersebut saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan erat. Adapun faktor lingkungan pembatas berperan besar dalam menentukan komposisi organisme dalam suatu ekosistem. Dalam konsep faktor pembatas dikemukakan bahwa setiap organisme memiliki kisaran toleransi terhadap setiap faktor lingkungan abiotik.

  1. 3.      Fungsi Ekosistem

Untuk memahami bagaimana ekosistem berfungsi maka hal mendasar yang perlu dipahami adalah terdapatnya aliran energi ke dalam ekosistem dan terjadinya daur materi di dalam ekosistem. Kedua hal tersebut dapat diamati pada proses produksi dan dekomposisi, rantai dan jaring makanan, adanya tingkatan tropik di dalam ekosistem, serta terjadinya daur biogeokimia yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambung-an. Energi ialah segala sesuatu yang dapat melakukan pekerjaan.

Sumber energi dapat dikelompokkan menjadi: sumber energi tak terbarui (non renewable) yaitu sumber energi fosil dan nuklir, sumber energi terbarui (renewable) yaitu sumber energi bukan fosil, misalnya tenaga air dan tenaga angin.

Rantai makanan merupakan perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jalur makan-memakan. Rantai makanan dibagi atas dua tipe dasar, yaitu: rantai makanan rerumputan (grazing food chain), dan rantai makanan sisa (detritus food chain).

Unsur yang merupakan persinggungan (interface) antara komponen habitat yaitu tanah/batuan, air, dan atmosfer, terjadi proses-proses baik fisik, kimia, maupun biologi yang silih berganti atau bersamaan yang disebut proses biogeokimia, karena proses ini terjadi berulang-balik, maka proses ini disebut daur biogeokimia.

Di dalam daur unsur atau senyawa kimia dapat ditemukan adanya 2 (dua) kutub, yaitu kutub cadangan dan kutub pertukaran atau kutub peredaran. Dari segi biosfer, daur biogeokimia terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu tipe gas dan tipe sedimen.

ASAS-ASAS ILMU LINGKUNGAN

ASAS 1. Semua energi yg memasuki sebuah organisme hidup populasi atau ekosistem  dapat sbg energi yg tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat di ubah suatu bentuk ke bentuk lain, tetapi tdk  dapat hilang, dihancurkan, atau diciptakan.

ASAS 2. Tak ada sistem pengubahan yg betul-betul efisien.

ASAS 3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, semuanya termasuk kategori sumber alam.

ASAS 4. Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dgn panambahan sumber alam itu samapi kesuatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yg menguntungkan lagi.

ASAS 5. Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yg pengadaannya padat merangsang penggunaan seterusnya, dan yg tak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut

ASAS 6. Individu dan spesies yg mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya itu.

ASAS 7. Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yg mudah di ramal

KESIMPULAN :

Setelah membaca tentang ekologi dan ilmu lingkungan, dapat kita simpulkan bahwa terjadinya kerusakan lingkungan di bumi, global warming dan lain2  dewasa ini adalah karena perbuatan kita sendiri yang kurang memahami tentang ilmu lingkungan dan ekologi

REFERENSI :

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi

http://massofa.wordpress.com/2008/02/03/ilmu-lingkungan/